Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Buddha lalu berkata pada Raja bahwa Ia hanya punya sisa waktu tujuh hari lagi sebelum mati.
Kemudian Buddha berkata :
" Selama hidup yang panjang ini, o Baginda, Anda selalu berusaha melakukan hal hal yang baik.
Anda tidak punya niat jahat dan kebencian. Walaupun pernah marah namun tidak pernah sampai
membutakan pikiranmu.


Sungguh bahagia orang yang telah melakukan kebajikan. Sebagaimana orang merasa bahagia
saat bercermin melihat wajahnya yang rupawan.
Namun akan jauh lebih membahagiakan, adalah memiliki pikiran yang bersih.
Pikiran Anda bersih, o Baginda, kematian Anda akan setenang hari yang indah. "


Buddha lalu berkhotbah tentang ketidakekalan segala hal, termasuk badan jasmani. Setelah
Khotbah selesai, Raja mencapai tingkat Pencerahan Spiritual yang disebut Arahanta Magha [2].


Raja menjawab : " Yang Mulia, sekarang saya menyadari ketidakkekalan dunia. Saya sedang
terbebas dari nafsu. Saya sedang terbebas dari siklus hidup- mati. "


Raja menikmati kebahagiaan Spiritual selama tujuh hari. Di hari ketujuh Raja mencapai
Pencerahan Spiritual Tertinggi ( Arahanta Phala ). Sore harinya, Raja kembali terbaring di tempat
tidur. Beliau akan wafat. Seluruh penghuni istana pada berkumpul. Di dalam kamar ada seluruh
keluarga inti Kerajaan.


Sambil berbaring, Raja lalu ( dengan lemah ) memberi hormat pada Buddha dengan
merangkapkan kedua tangan, lalu menoleh pada para pelayan yang berkumpul di luar kamar
dan berkata : " Teman teman, saya pasti sering melakukan kesalahan pada kalian, namun kalian
tetap baik sama saya. Sebelum mati, saya mau kalian semua memaafkan saya. Semua
kesalahan yang pernah saya lakukan adalah tidak disengaja. Mohon maaf. "


Para pelayan pada menangis, mereka bergumam : " Tidak Baginda. Baginda tidak pernah
menjahati kami. "


Raja lalu berkata pada Ratunya : " Mahapajapati, Engkau adalah pendampingku yang setia.
Hapuslah air matamu. Kematianku sungguh membahagiakan bagiku [3]. Lihatlah kehebatan
anak anak kita [4], dan berbahagialah karenanya. "


Kemudian Raja wafat, tepat saat matahari mulai tenggelam.


Buddha lalu berkata : " Lihatlah tubuh AyahKu. Dia bukan lagi seperti sebelumnya. Tidak ada
yang bisa melawan kematian. Semua yang lahir harus mati. Bersemangatlah dalam melakukan
kebajikan. Tempuhlah jalan menuju Kebijaksanaan Spiritual. Berusahalah mencapai
Penerangan untuk menghalau kegelapan batin. Jangan mengikuti kejahatan. Jangan menanam
akar beracun ( di pikiran ). "

Free download pdf