MODUL BIOLOGI PEMBELAHAN SEL NISA

(Nisa Andini Sofyan, B.Ed.) #1
kelamin pria mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua
protoplasmanya dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sel benih
wanita sebaliknya berangsur-angsur menjadi lebih besar sebagai
akibat terjadinya pertambahan jumlah sitoplasma. Pada saat mencapai
kematangan, oosit mencapai ukuran kira-kira 120 nanometer.

Spermatogenesis


Spermatogenesis berlangsung di dalam gonad jantan (testis), tepatnya
di dalam tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus tertanam di dalam
jaringan ikat yang berisi sel-sel leydig, pembuluh darah dan saraf. Bila
direntangkan, panjang tubulus seminiferus berkisar 3200 m. Kurang lebih
360 meter tubulus seminiferus dapat menghasilkan 95 juta spermatogonia
menjadi sperma matang memerlukan waktu 16 hari.
Di dalam tubulus seminiferus, sel-sel germa tertanam di dalam sel-sel
sertoli sesuai dengan tahapan perkembangannya. Sel sertoli berfungsi untuk
merawat dan memberi makan bagi sel germa yang sedang berkembang.
Selain itu sel sertoli juga menghasilkan androgen binding (ABP) yang
penting untuk mengikat testosteron agar kadar testosteron di dalam
seminiferus dapat dipertahankan untuk memungkinkan berlangsungnya
spermatogenesis. Sekresi ABP oleh sel sertoli diatur oleh hormon Folicle
Stimulating Hormone (FSH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Spermatogenesis terdiri atas tiga fase yaitu fase proliferasi dengan cara
pembelahan mitosis, fase reduksi jumlah kromosom dengan cara meiosis,
dan transformasi dari spermatid ke spermatozoa melalui spermatogonia
membelah secara mitosis sebanyak enam kali dan menghasilkan sel
anak maksimum 64 sel. Sel-sel pada pembelahan pembelahan pertama
sampai ketiga disebut spermatogonia tipe A1, A2, A3, dan A4. Satu sel
spermatogonia tipe A4 tidak meneruskan pembelahannya, melainkan
menjadi spermatogonia istirahat atau stem cell.
Sel-sel spermatogonia tipe A4 yang lain membelah secara mitosis
menghasilkan spermatogonia tipe intermediat. Spermatogonia tipe
intermediat membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonia tipe B.
Spermatogonia tipe B membelah secara mitosis menghasilkan spermatosit
primer.
Setelah pembelahan mitosis selesai, spermatogenesis dilanjutkan
dengan pembelahan meiosis. Pada pembelahan meiosis I, spermatosit primer
menghasilkan spermatosit sekunder yang haploid diad. Melalui pembelahan
meiosis kedua, spermatosit primer menghasilkan spermatid yang haploid
monad. Dalam proses ini, setiap satu sel spermatosit primer menghasilkan
4 spermatid dan spermatid mengalami differensiasi dan diubah menjadi
spermatozooa melalui spermiogenesis.
Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu testosteron.
Testosteron disintesis oleh sel-sel interstisial testis atau sel-sel leydig. Sel-
sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Testosteron berdifusi


Lebih dari 2% sel-sel
pada orang dewasa
mati setiap hari. Hal
ini berarti kira-kira
18 juta sel mati dalam
tiap detik. Dengan
pembelahan mitosis
sel-sel diperbaharui.
Tahukah Kamu?
Free download pdf