Anak-anak duduk rapi di musala setelah shalat isya
ditunaikan. Sebagaimana kebiasaan dalam malam Ramadan,
di musala panti ini sebelum shalat tarawih juga diisi dengan
tausiah. Waktu inilah yang kami gunakan untuk mengisi
bimbingan pada anak-anak panti. Kami mengisi secara
bergantian, dan pengurus panti tidak harus membayar honor
penceramah. Bagi kami selain dapat menjalin silaturrahim
dengan mereka, kami bisa memberikan tausiah yang juga
bermanfaat bagi kami.
“Puasa adalah ibadat yang tersembunyi,” ujar Eki
memulai tausiahnya. “Semua kewajipan agama, selain
puasa, dilaksanakan dengan suatu perbuatan atau gerakan
lahiriyah yang tertentu, yang dapat dilihat oleh mata.”
“Misalnya, dalam shalat, ketika duduk, berdiri, ruku’
dan sujud, setiap orang dapat melihatnya.” Eki memberikan
contoh. “Pada ibadah haji orang bepergian jauh bersama-sama
dengan puluhan ribu orang lain dapat disaksikannya.
Semua amalan-amalan keagamaan ini tidak dapat
disembunyikan. Apabila kita mengerjakannya, orang lain
pasti akan tahu. Jika tidak mengerjakannya di depan orang-orang
lain, mereka pun akan tahu juga bahwa kita tidak
mengerjakannya.”
Puasa berbeda dengan ini, karena puasa adalah “ibadat”