sampai di lokasi tempat mengajar, melihat kepolosan bocah
pedalaman, rasa pegal dan capek selama di perjalanan
terobati. Tidak ada kebosanan untuk mengajar mereka. Ada
kebahagiaan tersendiri ketika menyaksikan mereka bisa belajar
dengan baik dan sungguh, walau di tengah serba keterbatasan.
Di kampung abak dihormati. Banyak orang kampung
yang datang untuk minta petua. Berbagai persoalan, beliau
selesaikan. Mulai dari masalah anak yang tidak mau
sekolah, orang tua murid yang tidak punya duit untuk biaya
anaknya dan sampai kegiatan pemuda untuk membentuk
klub sepak bola dan bulu tangkis serta mengurus
pembangunan masjid yang masih terbengkalai. Setiap
kegiatan kampung abak ikut serta di dalamnya.
Setiap hari ada saja teman abak yang datang ke rumah
untuk bertandang. Menjelang magrib mereka berkumpul di
rumahku sambil mendengar siaran radio. Maklum saat itu
media yang tersedia baru radio. Belum ada televisi dan
internet. Orang kampung berkumpul mendengar ceramah
sebelum magrib dan mereka baru bubar setelah
azanberkumandang.
Di rumah akan semakin ramai jika adapertandingan sepak
bola yang disiarkan langsung RRI Padang. Para Bapak-
bapak akan bersorak gembira jika ada gol untuk PSP Padang
yang menjadi kesebelasan pavorit mereka. Mereka sudah
bahagia mendengar celoteh reporter radio. Walau tidak bisa