Jika ada perempuan yang akan melahirkan, orang akan
panggil Angku Umar. Walau umurnya sudah kepala enam,
namun beliau masih kuat untuk datang ke rumah
pasiennya. Tidak ada rumah penduduk yang tidak
kunjunginya. Sekali pun rumah orang yang menjemputnya
di ujung kampung, beliau tetap menguatkan diri untuk
datang.
Selain angku Umar, para ibu minta bantu persalinan kepada
Angku Jorong. Angku Jorong, ayahnya Angku Umar. Hanya
saja Angku Jorong sudah terlalu tua dan beliau tidak
mungkin berjalanjauh.
Biaya persalinan dengan angku sangat murah. Orang
kampung tidak membayar dengan uang. Beliau cukup diberi
selembar kain sarung dan dua liter beras. Nanti di acara
turun mandi anak beliau diundang. Saat acara ini beliau diberi
singgang ayam beserta nasi kunyit.
Dengan adanya pelatihan dukun bersalin, kedua angku
kerjanya semakin terlatih. Mereka dibekali ilmu persalinan
dan tata cara tindakan steril. Dalam bekerja sudah pakai
sarung tangan steril dan juga obat-obatan ringan untuk
membantu pasien yang ditanganinya. Peralatan angku juga
sudah lebih modern. Tidak lagi pakai sembilu untuk