MERETAS JALAN

(Elfizon AmirtXDQAt) #1

Bapak Pembantu Dekan III.” Im membuka percakapan.
Kami tengah berkumpul melepaskan lelah di musala sehabis
praktikum di labor. Ada yang hanya tidur tiduran. Juga ada
yang masih sibuk membicarakan praktikum yang baru


selesai dijalani.

“Pergi dengan siapa? Apa hasilnya?” Tanya Nof beruntun.

“Aku pergi dengan Olit. Pembantu Dekan III berjanji
akan memberikan satu buah lemari untuk perpustaakaan


musala,” jelas Im.

“Alhamdulillah. Buku sumbangan dari teman dan
donatur lain juga sudah banyak terkumpul. Semoga saja
lemari cepat sampai di sini.” Andi juga tidak mau


ketinggalan menyampaikan laporannya.

“Sebuah usaha lagi yang memberikan hasil.” Aku
membatin. Sangat jarang mahasiswa yang berani
menghadap pimpinan fakultas. Jangankan pimpinan


fakultas, menghadap dosen saja jarang yang mau.

Terasa ada sebuah pembatas dan antara mahasiswa dan
dosen. Sebuah jarak yang sangat jauh. Keangkuhan dan
wibawa hampir tidak ada bedanya pada wajah seorang dosen
bagi mahasiswa. Dalam kuliah jarang ada diskusi.
Keseharian pun jarang ada interaksi yang mendekatkan
mahasiswa dan dosen. Mungkin karena dosen yang sibuk
dengan pekerjaannya dan mahasiswa juga sibuk dengan


urusannya.
Free download pdf