makanan. Jangan sampai termakan makanan haram
terutama dari zatnya.
“Banyak restoran di sana, namun kita harus hati- hati
karena restoran yang ada sering hanya menyediakan daging babi
dan banyak makanan yang mengandung bahan haram
seperti minyak babi. Kalau melihatnya, jadi ngiler karena
terlihat enak. Tapi mengingat bahan dasar yang mereka
gunakan, selera jadi lari. Di sana pada umumnya binatang tidak
disembelih, tapi disentrum atau ditusuk mulutnya dan terus
sampai ke perut, lalu mereka bakar,” terangnya.
“Untuk beribadah pun susah. Di sana masjid sangat jarang
ditemukan,” lanjut beliau. “Tidak seperti di sini ada masjid
di setiap sudut. Untuk ibadah Jumat kami pun kadang hanya
menggunakan gedung kosong,”
Bagiku yang sangat menarik adalah ketika beliau
bercerita tentang seorang teman kuliahnya dari Thailand yang
mengatakan, “umat Islam sangat bodoh dalam hal memilih
makanan.” Si Thailand ini beralasan bahwa darah yang haram
bagi muslim sebenarnya mengandung zat gizi yang sangat
bagus. Semua sari makanan ada di dalam darah. Asam
amino, mineral, vitamin, dan berbagai zat gizi lain yang
sangat dibutuhkan tubuh adanya dalam darah. “Di mana letak
rasionalnya agama yang kalian anut?” Katanya
“Aku balik bertanya kepadanya,” ujar dr Amir.