Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 83


Uttara, anak perempuan Punna


Punna punya anak gadis yang bernama Uttara. Mantan majikan Punna meminta agar Uttara
dinikahkan dengan anaknya. Punna menolak, alasannya si pelamar bukan beragama Buddha,
sedangkan Punna dan anaknya adalah penganut Buddha yang sangat taat. Tapi orangtua
pelamar tetap memaksa agar anak mereka dinikahkan.


Karena Punna tetap menolak, para pejabat Kerajaan mendesaknya. Akhirnya Punna mengalah,
ia menyerahkan putrinya untuk menikah dengan anak mantan majikannya.


Semenjak menikah, Uttara dilarang datang ke Vihara dan dilarang berhubungan dengan para
Bhikku dan Bhikkuni. Uttara merasa sangat tertekan [1]. Ia lalu mengirimkan pesan kepada
ayahnya ( Punna ) untuk dicarikan jalan keluar.


Punna lalu mengirimkan uang sebesar 15 ribu kahapana ( satuan uang pada masa itu ) kepada
Uttara. Uang itu untuk menyewa seorang wanita penghibur yang terkenal di kota itu. Jadi Punna
ingin agar wanita penghibur itu diberikan pada suami Uttara selama 15 hari, dan selama itu Uttara
bisa kembali aktif di Vihara. Uttara setuju dan melakukan sesuai rencana ayahnya.


Wanita penghibur itu bernama Sirima [2]. Pelacur kelas atas terkenal di kota Rajagaha. Tarifnya
1000 kahapana sehari. Itu berarti cuma orang kaya yang bisa bayar. Uttara mengajak Sirima ke
rumahnya untuk diperkenalkan pada suaminya.


Melihat Sirima, suami Uttara langsung suka dan menyetujui syarat yang diminta oleh Uttara, yaitu
membebaskan sementara Uttara untuk kembali melakukan aktivitas keagamaan selama ada
Sirima yang menggantikan peran Uttara sebagai istri.


Setelah 'bebas', Uttara lalu mengundang Buddha dan para Bhikku untuk makan setiap hari di
rumahnya. Ia ingin memberi persembahan dan mendengarkan Khotbah setiap hari. Dengan
gembira Uttara mengatur proses pembuatan makanan di dapur.


Di hari ke-14, suami Uttara melihat kegiatan istrinya di dapur. Terlihat Uttara sedang bergerak
kesana kemari dan basah keringatan. Badannya kotor terkena abu dan jelaga karena ikut
memasak. Ia berpikir : " Dasar perempuan bodoh. Ia tidak menikmati kemewahan di tempat ini.
Malah bahagia bersusah payah melayani para petapa gundul itu. " Suami Uttara tersenyum
kemudian pergi.


Sirima yang sedang berdiri menemani suami Uttara merasa cemburu. Ia lupa, bahwa ia cuma
istri sewaan. Rupanya kemewahan dan keintimannya dengan suami Uttara selama 2 minggu
telah membuatnya merasa sebagai nyonya di rumah itu. Setelah suami Uttara pergi, Sirima

Free download pdf