Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Raja pun melakukan sesuai yang diminta Buddha. Setelah empat hari Jenazah Sirima
membengkak dan mulai mengeluarkan belatung. Raja menyuruh pegawainya mengumumkan ke
seluruh kota : " Semua orang harus pergi melihat jenazah Sirima, kecuali anak dibawah umur
dan pengasuhnya. Yang tidak pergi akan didenda delapan Kahapana. "


Buddha mengajak semua Bhikku yang ada di sekitar tempat itu untuk pergi melihat Sirima. Raja
Bimbisara juga mengajak keluarganya untuk pergi melihat Sirima.


Setibanya di tempat jenazah, Buddha dan para Bhikku berdiri berkumpul di satu tempat, para
Bhikkuni berdiri berkumpul di satu tempat lain, demikian pula keluarga Raja, dan masyarakat
umum berdiri membentuk kelompok masing masing.


Buddha lalu meminta pada Raja untuk mengumumkan indentitas jenazah dan menjualnya
dengan cara lelang pada siapa saja yang berminat. Penawaran dibuka di harga 1000 Kahapana.
Karena tidak ada yang mau, maka harganya diturunkan terus sampai akhirnya digratiskan. Tapi
tetap saja tidak ada yang mau.


Buddha lalu berkata : " Lihatlah, wanita yang pernah disukai oleh banyak orang ini. Sewaktu
masih hidup tarifnya 1000 Kahapana untuk bisa jadi suaminya selama sehari. Namun sekarang
tidak ada seorangpun yang mau mengambilnya sekalipun dikasih gratis. Demikianlah tubuh
manusia, yang penuh dengan kotoran [2], yang senantiasa mengalami perubahan dan kelapukan
[3]. Yang hanya akan menarik bila diberi hiasan. "


Kemudian Buddha mengucapkan Syair Dhammapada 147 berikut ini :
" Lihatlah tubuh yang dihias ini,
Kumpulan kotoran, yang disatukan oleh tulang belulang,
Mengalami pelapukan, serta memerlukan perawatan yang terus menerus [4],
Keadaannya senantiasa berubah, mudah terserang penyakit. "


Setelah Buddha mengucapkan Syair ini, Bhikku yang jatuh cinta pada Sirima kehilangan
nafsunya. Ia mencapai Pencerahan Spiritual tingkat pertama ( disebut Sotapana ).


Saat itu Sirima muncul sebagai Dewi ( penghuni Surga ). Ia melihat jenazahnya dikelilingi Buddha
dan para Bhikku. Sirima lalu turun ke bumi dengan diiringi oleh lima ratus bidadari. Mereka datang
naik lima ratus kereta kencana yang ditarik kuda surgawi. Setelah sampai, mereka turun dari
kereta dan memberi hormat pada Buddha. Setelah itu mereka berdiri di satu sisi.


Kemudian, seorang Bhikku yang bernama Vangisa [5] berkata pada Buddha : " Yang Mulia,
mohon izin, saya ingin bertanya pada Dewi ini. "
" Silakan Vangisa. " jawab Buddha.


Vangisa lalu bertanya pada Sirima yang kini sudah menjadi Dewi : " Siapakah Anda? "


Dewi Sirima : " Saya adalah Dewi dari alam Nimanarati [6]. "

Free download pdf