Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Lama kelamaan tidak ada lagi orang yg mau lewat hutan itu. Lalu Ahimsaka mulai pergi ke desa,
masuk ke rumah orang dan membunuh penghuninya. Akhirnya masyarakat mulai mengenali
penampilannya, dan sejak saat itu ia dijuluki Angulimala, artinya untaian kalung jari.


Angulimala pergi dari satu desa ke desa lain untuk mencari korban. Ia menakutkan. Bergerak
secara diam diam. Menyerang malam hari. Korbannya tidak melihatnya, hanya mencium bau
amis darah, tahu tahu kepala sudah putus.


Masyarakat melaporkan pembunuhan ini pada Raja. Raja pun menyiapkan pasukannya untuk
menangkap Angulimala hidup atau mati.


Berita mengenai Angulimala tersebar luas ke seantero negeri. Termasuk ke orangtua Ahimsaka.
Dan orangtua Ahimsaka merasa yakin bahwa Angulimala adalah Ahimsaka, yaitu anak mereka
yg sudah bertahun tahun pergi merantau.


Ibu Ahimsaka memutuskan untuk mencari Ahimsaka, sebelum Ahimsaka ditangkap pasukan
kerajaan. Ayah Ahimsaka sudah melarang istrinya supaya jangan pergi, karena takut dibunuh
juga. Tapi istrinya pergi disaat suaminya sedang tidak ada dirumah.


Saat itu, Sang Buddha sedang berada di Vihara Jetavana. Beliau melihat dg mata batin siapa
saja yg bisa ditolong pada hari itu. Yaitu mahluk mahluk yg karma baiknya memungkinkan untuk
ditolong. ( Ini sudah menjadi agenda harian Buddha, setiap subuh ) Kemudian tampaklah
Angulimala dg seluruh persoalannya.


Angulimala tampak sudah membunuh 999 orang. Calon korbannya yg ke-1000 adalah ibunya
sendiri yg sedang pergi mencarinya.
Buddha melihat bahwa Angulimala dan ibunya bisa ditolong. Bahkan ia bisa mencapai
pencerahan spiritual tertinggi di kehidupannya sekarang.
Buddha harus bertindak sebelum Angulimala membunuh ibunya, karena kalau telat, ibunya akan
mati dan Angulimala masuk neraka. ( Ia tidak akan bisa mencapai pencerahan spiritual apapun
di kehidupannya yg sekarang sebab karma buruk yg berat menutupi kejernihan pikirannya ).


Kemudian setelah makan pagi. Buddha berjalan kaki menuju hutan tempat mangkal Angulimala.
Di perjalanan beberapa orang memperingatkan Buddha agar tidak ke hutan Kosala, sebab ada
Angulimala. Buddha mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik mereka, dan tetap
melanjutkan perjalanan.
( Mereka telah melakukan kebajikan besar, kelak hidup mereka akan selalu mendapat petunjuk
agar terhindar dari bahaya. )


Saat itu, ibu Angulimala juga telah sampai di hutan Kosala, sambil sesekali memanggil nama
anaknya. Angulimala melihat ibunya, tapi sudah gak kenal lagi.

Free download pdf