Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 99


Raja Ajatasatu


Istri Raja Ajatasatu melahirkan bayi laki laki. Ajatasatu merasa sangat gembira dan menyayangi
anaknya. Ia lalu teringat pada ayahnya. Ia berpikir bahwa ayahnya juga punya perasaan yang
sama padanya saat ia lahir.


Ajatasatu lalu menyuruh agar ayahnya dibebaskan. Tapi sudah terlambat. Ayahnya sudah
terlanjur wafat. Ia lalu menemui ibunya, Ratu Kosala Devi, untuk menanyakan apakah ayahnya
menyayanginya sewaktu ia masih kecil.


Ibunya bercerita bagaimana dirinya hendak mengaborsi Ajatasatu namun dicegah oleh Raja
Bimbisara. Bagaimana Raja Bimbisara mencintai Ajatasatu sewaktu masih kecil.


Mendengar ini Ajatasatu merasa sangat menyesal dan sedih. Sejak saat itu Ajatasatu tidak bisa
tidur nyenyak. Setiap memejamkan mata ia merasa seperti akan ditusuk oleh banyak tombak. Ia
bermimpi melihat neraka.


Karena tidak berani tidur, untuk mengisi waktu malamnya, ia mengadakan rapat kabinet
sepanjang malam.


Ketika mendengar Devadatta ditelan bumi, keadaan Ajatasatu makin memburuk. Kalau
sebelumnya ia bermimpi melihat neraka di malam hari saat tidur , kini mimpinya berlanjut di siang
bolong saat terjaga.


Ia melihat dirinya masuk neraka dan disiksa disana [1]. Ajatasatu tidak bisa lagi menikmati
kesenangan duniawi, ia menderita rasa takut yang luar biasa. Fisiknya melemah karena ia tidak
bisa istirahat, bahkan untuk berdiri tegak saja sulit.


Raja Ajatasatu lalu sadar bahwa penderitaannya ini adalah akibat menjadi pengikut Devadatta.
Ia tahu bahwa ayahnya adalah pengikut setia Buddha. Ia mau minta pertolongan pada Buddha,
tapi malu pada para pejabatnya untuk berinisiatif langsung menemui Beliau. Sebab ia pernah
bersekongkol dengan Devadatta untuk membunuh Buddha ( dengan menyediakan sejumlah
pasukan pemanah dan gajah kerajaan ).


Kemudian ia teringat pada Jivaka, dokter kerajaan yang juga pengikut setia Buddha. Ia mau
memanfaatkan Jivaka sebagai perantara agar ia bisa bertemu dengan Buddha ( dibuat seolah
olah Jivaka lah yang mengajak Ajatasatu menemui Buddha ).


Pada suatu hari raya di malam bulan purnama penuh, Ajatasatu berkumpul bersama para pejabat
terasnya. Malam itu dianggap keramat, Ajatasatu lalu bertanya pada para pejabatnya : " Di malam

Free download pdf