Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 109


Perjalanan ke Pataligama (2)


Saat itu, Sunidha dan Vassakara, dua menteri utama Kerajaan Magadha, sedang mengawasi
pembangunan benteng di Pataligama. Benteng ini untuk menahan serangan dari suku Vajji [1].


Buddha melihat dengan mata batinNya ada ribuan Dewa berada di Pataligama dan sekitarnya.
Setelah bangun tidur menjelang subuh, Buddha bertanya kepada Bhikku Ananda : " Siapa yang
sedang membangun benteng di Pataligama? "


Bhikku Ananda : " Yang Mulia, Sunidha dan Vassakara, dua menteri utama Kerajaan Magadha.
"


Buddha : " Sunidha dan Vassakara bagaikan telah berkonsultasi dengan para Dewa sebelum
membangun benteng itu. Aku melihat dengan mata batin ada ribuan Dewa berada di Pataligama
dan sekitarnya.


Di tempat para Dewa dengan kekuatan besar berada, disitulah para pejabat dengan kekuasaan
besar tinggal. Di tempat para Dewa dengan kekuatan menengah dan kecil berada, disitulah para
pejabat dengan kekuasaan menengah dan kecil tinggal.


Kelak di masa datang, Pataligama akan menjadi kota perdagangan utama [2]. Tapi ada tiga
bahaya yang mengancam Pataligama, yaitu kebakaran, banjir dan perselisihan internal. "
demikianlah kata Buddha.


Kemudian Sunidha dan Vassakara mengunjungi Sang Buddha. Mereka mengundang Buddha
dan para Bhikku untuk makan keesokan harinya.


Keesokan harinya, Buddha bersama para Bhikku datang ke tempat jamuan, dan duduk di tempat
yang disediakan. Kemudian Sunidha dan Vassakara melayani Sang Buddha dan para Bhikku
dengan berbagai makanan.


Setelah selesai makan, Buddha mengucapkan syair berikut :


" Dimanapun orang bijak berada, ia semestinya memberikan persembahan kepada Orang yang
menjalani kehidupan suci.


Setelah melakukan kebajikan ini, ia mempersembahkan jasanya kepada Dewa setempat [3].
Dihormati seperti ini, para Dewa akan balas melindunginya, seperti orangtua melindungi
anaknya.

Free download pdf