Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 114


Buddha Membuat Jadual Wafat


ISYARAT BUDDHA.


Setelah selesai makan, Buddha mengajak Bhikku Ananda ( pelayan pribadiNya ) pergi ke kuil
Capala untuk beristirahat siang.


Sesampainya disana Buddha berkata : " Ananda, daerah disekitar sini sungguh indah, termasuk
kuil ini. Ngomong ngomong, ketahuilah barang siapa yang menguasai Empat Landasan
Kesaktian [1], Ia bisa menunda kematianNya hingga satu kalpa ( milyaran tahun ). Aku sendiri
menguasai Empat Landasan Kesaktian ini, dan jika Aku mau, Aku bisa menunda kematianKu
sendiri hingga satu kalpa. "


Saat itu Mara ( Dewa nafsu dan kejahatan ) menutupi pikiran Bhikku Ananda, sehingga B.
Ananda tidak memohon pada Buddha untuk memperpanjang hidupNya hingga satu kalpa.
Buddha ngomong ini sampai tiga kali, namun tetap saja tidak ada tanggapan dari B. Ananda.
Buddha lalu menyuruh B. Ananda untuk meninggalkanNya sendirian. B. Ananda lalu pergi ke
sebuah pohon yang agak jauh.


MARA MEMINTA BUDDHA UNTUK WAFAT.


Kemudian Mara ( Dewa nafsu dan kejahatan ) muncul di hadapan Buddha dan berkata : " Yang
Mulia, wafatlah sekarang. Dulu Yang Mulia pernah bilang tidak akan wafat sebelum para Bhikku ,
Bhikkuni dan pengikut awam menguasai Dhamma dan bisa mempraktekkannya. Sebelum
mereka bisa mengajarkan Dhamma dengan baik.


Yang Mulia juga pernah bilang tidak akan wafat sebelum Kehidupan Spiritual keBhikkuan mantap
dan menyebar ke segala penjuru. Sekarang semua itu sudah terpenuhi. Apa lagi alasannya?
Ayo wafatlah sekarang. "


Buddha menjawab : " Jangan khawatir, wahai mahluk jahat. Tiga bulan lagi Aku akan wafat. "


Demikianlah Sang Buddha, dengan penuh perhatian dan kesadaran penuh, memutuskan untuk
wafat. Ketika ini dilakukan terjadilah gempa bumi yang dahsyat, disertai badai petir yang
mengerikan.


Bhikku Ananda lalu mendatangi Buddha dan bertanya ada apa. Buddha lalu menjelaskan
delapan sebab terjadinya gempa bumi. Salah satunya adalah karena seorang Buddha
memutuskan untuk wafat. Buddha juga menceritakan pertemuannya dengan Mara.

Free download pdf