Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Muncullah keyakinan yang besar di dalam diri orang itu pada Alara Kalama. Ia yakin bahwasanya
Alara Kalama adalah seorang Petapa sejati ( berdasarkan sikap tenangnya ). "


Setelah Pukkusa selesai bercerita, Buddha menanggapi : " Bagaimana menurutmu? Mana yang
lebih sulit dilakukan?
Seseorang yang sadar penuh namun tidak melihat dan tidak mendengar ada iring iringan kereta
kuda yang melewatinya,
atau
Seseorang yang sadar penuh namun tidak melihat dan tidak mendengar ada hujan badai disertai
petir menyambar nyambar didekatnya? "


" Tentu saja yang tidak merasakan ada badai petir jauh lebih sulit dilakukan. " jawab Pukkusa.


Buddha : " Suatu ketika, Aku sedang berada di daerah Atuma. Aku tinggal di lumbung padi.
Waktu itu terjadi hujan badai disertai petir menyambar nyambar.


Kemudian ada dua petani bersaudara dan empat ekor sapi yang mati disambar petir. Setelah
hujan reda, banyak orang yang berkumpul melihat tempat dimana korban tergeletak.


Saat kejadian, Aku sedang berada di luar ruangan. Aku melakukan meditasi berjalan [2] mondar
mandir di depan pintu lumbung.


Lalu ada seseorang yang datang mendekatiKu, memberi hormat, dan berdiri diam sambil
memandangiKu. ( Orang ini kagum melihat ketenangan sikap Buddha )
Aku bertanya padanya : " Ada apa ramai ramai? "
Ia menceritakan semua yang terjadi. Kemudian ia bertanya : " Yang Mulia tadi sedang ada
dimana? "


" Sejak tadi Aku berada disini. "


" Apa Yang Mulia tidak melihat ada badai? "


" Aku tidak melihatnya. "


" Masa tidak mendengar suara petirnya? "


" Aku juga tidak mendengarnya. "


" Apakah Yang Mulia barusan sedang tidur? "


" Tidak. Aku tidak tidur. "
( Buddha sedang meditasi berjalan mondar mandir ).


" Jadi Yang Mulia sadar terus sejak tadi? "

Free download pdf