Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 121


Beberapa Petunjuk sebelum Wafat (2)


Bhikku Ananda bertanya pada Buddha : " Bhante, bagaimana kami sebagai Bhikku harus
bersikap terhadap seorang wanita? "
Buddha : " Jangan lihat mereka. "


Ananda : " Bagaimana kalau kami terpaksa melihat mereka? "
Buddha : " Jangan berbicara pada mereka. "


Ananda : " Bagaimana kalau kami terpaksa berbicara pada mereka? "
Buddha : " Lakukanlah dengan penuh perhatian dan kewaspadaan ( agar nafsu tidak muncul ). "


Ananda bertanya lagi : " Bhante, bagaimana kami harus memperlakukan / mengurus Jenazah
seorang Buddha? "


Buddha : " Ananda, jangan mengkhawatirkan urusan JenazahKu. Lebih baik kamu berjuang
untuk mencapai Pencerahan Spiritual tertinggi [1]. Sebab nanti akan ada masyarakat yang
mengurus JenazahKu. Mereka juga yang akan melakukan Upacara kematianKu. "


Ananda : " Tapi Bhante, apa yang harus mereka lakukan terhadap Jenazah Bhante? "


Buddha : " Sama seperti mengurus Jenazah Maharaja Dunia. "


Ananda : " Bagaimana mengurus Jenazah Maharaja Dunia? "


Buddha : " Jenazah seorang Maharaja Dunia harus dibalut dengan kain linen, kemudian dibalut
dengan kain katun, berselang seling sampai lima ratus lapisan kain linen dan lima ratus lapisan
kain katun. Kemudian Jenazahnya dimasukkan ke dalam peti besi.
Lalu peti Jenazah dibakar dengan menggunakan berbagai kayu wangi.


Sebuah Stupa harus dibangun di perempatan jalan guna menyemayamkan Abu Jenazah
tersebut. Demikianlah yang harus dilakukan pada Jenazah Maharaja Dunia.


Hal yang sama juga harus dilakukan pada Jenazah seorang Buddha. Di kemudian hari, barang
siapa yang mempersembahkan bunga, dupa atau wewangian di Stupa itu dengan ketulusan hati,
maka mereka akan memperoleh kebahagiaan yang berlangsung lama ( masuk Surga ).


Ada empat Orang yang layak untuk dibuatkan Stupa. Siapakah mereka?


Pertama, seorang Arahat Sammasambuddha [2].

Free download pdf