Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 122


Kesedihan Bhikku Ananda


Setelah bertanya pada Buddha, Ananda lalu masuk ke dalam Vihara. Ia bersandar pada tiang
pintu sambil menangis. " Aku masih harus berjuang untuk mencapai kesempurnaan Spiritual,
sedangkan Guru yang sangat menyayangiku akan wafat. "


Kemudian Buddha bertanya pada para Bhikku : " Dimana Ananda? "
Setelah diberitahu, Buddha menyuruh salah seorang Bhikku untuk memanggil Ananda.


Setelah Ananda datang, Buddha berkata kepadanya :
" Cukup Ananda, jangan bersedih. Bukankan sudah sejak dari dulu Aku telah mengajarkan
kepadamu? Bahwa kita akan berpisah dengan apapun yang kita cintai. Segala sesuatu yang
terdiri dari paduan unsur, yang terkondisi, bersifat tidak kekal.


Sudah cukup lama ( 20 tahun ), engkau telah melayaniKu dengan penuh kasih sayang, dan
dengan segenap hatimu. Pelayananmu sopan dan menyenangkan. Engkau telah melakukan
banyak kebajikan besar [1]. Teruskanlah perjuanganmu, tidak lama lagi engkau akan mencapai
Pencerahan Spiritual tertinggi, dan bebas dari penderitaan [2]. "


Buddha lalu berkata pada para Bhikku : Para Buddha di sepanjang zaman, baik masa lampau,
kini dan yang akan datang, semuanya memiliki seorang pelayan pribadi yang rajin dan setia.
Sekarang Aku memiliki Bhikku Ananda sebagai pelayan pribadiKu.


Ananda adalah orang yang pandai. Ia tahu waktu yang tepat bagi para tamu yang ingin
menemuiKu.


Ananda juga memiliki sifat istimewa yang jarang dimiliki oleh orang lain. Yaitu menyenangkan
bagi umat Buddha untuk berurusan dengannya. Jika umat Buddha bertemu dengan Ananda,
mereka merasa senang melihatnya. Mereka akan senang mendengar Ananda berbicara tentang
Dhamma. Mereka akan kecewa jika Ananda diam saja. "


Setelah Buddha selesai bicara, Bhikkhu Ananda mengajukan usul : " Bhante, mohon untuk tidak
wafat di tempat ini. Ini tempat terpencil di dalam hutan. Masih ada beberapa tempat lain yang
jauh lebih layak. Yaitu di kota besar seperti Champa, Rajagaha, Savatthi, Saketa, Kosambi atau
Benares.


Sebaiknya Bhante wafat disana saja. Sebab di kota itu banyak umat Buddha yang menjadi
pejabat tinggi dan kaya raya. Mereka pasti bisa mengurus upacara kematian Bhante
sebagaimana mestinya. "

Free download pdf