Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 126


Pembagian Sisa Jasmani Buddha


Ketika Jenazah Sang Buddha terbakar, lapisan kulit, daging, urat, otot, dan cairan sendi menguap
tanpa ada jelaga atau abu. Bagaikan minyak atau mentega yang terbakar habis tanpa sisa abu.
Hanya tersisa tulang dan materi yang tidak bisa dijelaskan ( lihat foto dibawah ). Dari lima ratus
lapisan kain pembalut Jenazah, hampir semuanya terbakar habis kecuali lapisan terluar dan
terdalam.


Setelah Jenazah Buddha habis terbakar semua, turunlah pancuran air dari langit dan dari pohon
Sala yang ada di sekeliling tempat pembakaran. Para suku Mala juga menyiramkan air wangi
untuk memadamkan api kremasi.


Setelah apinya padam, para suku Mala menempatkan sisa Jasmani Buddha di tengah aula
pertemuan, dikelilingi dengan pagar tombak dan pagar busur. Kemudian para suku Mala
melakukan upacara penghormatan pada sisa Jasmani Buddha dengan tarian, nyanyian,
karangan bunga dan wewangian. Upacara ini berlangsung selama tujuh hari.


Berita wafatnya Sang Buddha menyebar ke berbagai wilayah di India. Raja Ajatasatu dari
Magadha mengirim utusan untuk menyampaikan pesan kepada suku Mala : " Sang Buddha
adalah seorang ksatria ( bangsawan ), aku juga seorang ksatria. Aku pantas mendapatkan
sebagian dari sisa Jasmani Beliau. Nanti aku akan membuat Stupa besar untuk
menyemayamkanNya. "


Para bangsawan Lichavi dari daerah Vesali juga mengirim pesan yang sama kepada suku Mala.


Suku Sakya di Kapilavastu mengirim pesan kepada suku Mala : " Sang Buddha adalah pemimpin
kebanggaan suku kami ( Pangeran Siddharta adalah putra mahkota kerajaan Sakya ). Kami
berhak mendapatkan sebagian dari sisa Jasmani Beliau. Nanti kami akan membuat Stupa besar
untuk menyemayamkanNya. "


Demikian pula suku Bulaya, suku Koliya, seorang rohaniwan dari Vethadipa, dan kaum
bangsawan dari Pava juga menyatakan keinginannya untuk mendapatkan sebagian sisa
Jasmani Buddha.


Setelah mendengar permintaan ini, para suku Mala yang tinggal di Kusinara mengadakan
musyawarah, lalu memutuskan : " Sang Buddha wafat di wilayah kami, dan kami sudah
menghabiskan banyak dana, tenaga dan waktu untuk mengurus Jenazah Beliau. Maka dari itu
kami tidak akan membagi sisa Jasmani Beliau kepada siapapun juga. "

Free download pdf