Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

sakit. Ia diberitahu ada seorang istri hartawan yang sedang menderita sakit kepala menahun.
Jivaka lalu mendatangi rumah wanita itu.


Sesampainya disana, ia sempat ditolak karena masih dokter muda, sedangkan dokter senior
yang terkenal saja tidak bisa mengobatinya, selain itu si pasien sudah banyak menghabiskan
biaya pengobatan.


Jivaka mengatakan bahwa si pasien tidak perlu membayar jika tidak sembuh. Setelah sembuh,
pasien bisa membayarnya secara sukarela. Tentu saja si wanita setuju dengan tawaran ini.
Dengan demikian si istri hartawan ini menjadi pasien pertama Jivaka.


Jivaka memeriksa wanita itu, lalu membuat ramuan obat dari mentega dicampur dengan
berbagai tanaman lalu dipanaskan. Setelah ramuan itu mendingin, pasien disuruh berbaring,
kemudian ramuannya diteteskan ke dalam hidung pasien. Beberapa saat kemudian sakitnya
sembuh. Demikianlah, penyakit menahun itu disembuhkan hanya dalam sekali terapi saja.


Si istri hartawan memberikan uang sebanyak 4000 kahapana ( satuan mata uang disana saat
itu ) kepada Jivaka. Anak pasien juga memberikan uang sebanyak 4000 kahapana. Menantu dan
suami pasien juga memberikan uang sebanyak 4000 kahapana, ditambah seorang budak pria,
seorang budak wanita, dan sebuah kereta kuda. Dengan demikian Jivaka mengantongi uang
sebanyak 16.000 kahapana.


Sesampainya di Rajagaha, Jivaka menemui ayah angkatnya, Pangeran Abhaya, dan
menyerahkan semua harta yang didapatnya sebagai ucapan terima kasih kepada Pangeran
Abhaya, yang telah menyelamatkannya sewaktu bayi dan merawatnya hingga remaja. Tapi
Pangeran Abhaya menolaknya. Sebagai gantinya Jivaka disuruh membangun tempat tinggal
sendiri di komplek istana Pangeran Abhaya.


Suatu ketika, Raja Bimbisara dari Magadha, ayah Pangeran Abhaya, menderita wasir. Kain
celananya terkena bercak darah. Melihat ini, Ratunya bercanda : " Wah, Raja sedang datang
bulan rupanya, mungkin beberapa bulan lagi Ia akan hamil. "
Mendengar ini Raja menjadi malu. Ia lalu meminta Pangeran Abhaya mencarikan dokter untuk
mengobati penyakitnya.


Pangeran Abhaya meminta Jivaka untuk mengobati Raja Bimbisara. Setelah Jivaka memeriksa
penyakit Raja, Jivaka memberikan salep untuk dioleskan pada bagian yang sakit. Kemudian sakit
Raja mereda sampai akhirnya sembuh.


Sebagai ucapan terima kasih, Raja mengumpulkan perhiasan yang dipakai para dayang Istana,
kemudian diberikan pada Jivaka. Tapi Jivaka menolaknya. Raja lalu menunjuk Jivaka sebagai
dokter resmi Kerajaan dan para Bhikku yang ada di wilayah Kerajaannya [3].


Suatu hari ada pedagang kaya yang menderita sakit kepala yang parah selama bertahun tahun.
Dokter sudah menyerah dan memvonis ia akan mati dalam waktu seminggu. Karena Ia adalah

Free download pdf