Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Saat Buddha sampai di Savathi, Beliau tinggal di Vihara Jetavana. Para petapa yang mengikuti
Buddha juga tinggal di sekitar sana dan membangun tempat tinggal sementara. Setelah itu
mereka mengumumkan bahwa mereka akan memperagakan kesaktiannya di tempat itu.


Raja Pasenadi ( penguasa daerah setempat ) menghadap Buddha dan menawarkan
pembangunan tempat tinggal tambahan ( di luar Vihara Jetavana ) untuk Buddha. Buddha
menolak sebab Sakka ( Raja Dewa di Surga tingkat 2 ) yang akan mebangunnya.


Raja Pasenadi bertanya dimana Buddha akan mempertunjukkan kesaktianNya, Buddha
menjawab di dekat pohon mangga Kanda.
Ketika para petapa mendengar hal ini, mereka lalu meminta para pengikutnya untuk membeli
dan menebang semua pohon mangga yang ada di sekitar Savathi. Bahkan pohon mangga yang
masih kecilpun ditebang.


Di hari purnama bulan Asadha, Buddha dengan diiringi oleh para Bhikku dibelakangNya berjalan
memasuki kota Savathi untuk mengumpulkan persembahan makanan. Kebetulan, seorang
tukang kebun kerajaan yang bernama Kanda, menemukan sebuah mangga yang ranum
tergeletak di tanah. Ia lalu mengambil mangga itu untuk diberikan pada Raja Pasenadi.


Saat berjalan ke Istana, Kanda melihat rombongan Buddha. Ia lalu berpikir : " Jika mangga ini
kuberikan pada Raja, paling aku hanya mendapat beberapa keping uang. Jika mangga ini
kupersembahkan pada Buddha, maka aku akan mendapatkan pahala luar biasa yang bisa
membuatku kaya dalam banyak kehidupan. "


Kanda lalu mempersembahkan mangga itu pada Buddha dengan penuh rasa hormat. Buddha
menyerahkan mangga itu pada Bhikku Ananda. B. Ananda kemudian membuat minuman sari
buah mangga untuk diminum Buddha.


Setelah minum, Buddha menyuruh Kanda untuk menggali lubang dan menanam biji mangga itu.
Kanda melakukan apa yang diminta Buddha. Kemudian Buddha mencuci tanganNya diatas
tanah tempat menanam biji mangga itu.


Setelah Buddha selesai mencuci tangan, pohon mangganya langsung tumbuh besar sekali dan
buahnya lebat sekali. Prosesnya hanya dalam hitungan detik.




Catatan :
[1] Para petapa ini banyak kehilangan pengikut karena pengikutnya pindah agama ke Buddha.


[2] Hidup para petapa ini sangat bergantung pada persembahan para pengikutnya. Jika Buddha
memperagakan kesaktianNya secara terbuka maka dikhawatirkan semua orang pada jadi
pengikut Buddha. Kalau itu yang terjadi, maka para petapa ini gak ada penghasilan lagi. Tamatlah
mereka. Makanya mereka berusaha mati matian menghalangi Buddha dengan segala cara.

Free download pdf