Buddha menolak memberi ijin kepadanya.
Selanjutnya, Cunda, samanera yang berumur tujuh tahun, maju kedepan, Ia memberi hormat lalu
berkata : " Yang Mulia, mohon ijin biar saya saja yang menunjukkan kesaktian. "
Buddha : " Kamu mau memperagakan apa ?"
" Saya akan mengambil buah dari pohon Eugina, dan mengambil bunga dari pohon karang yang
ada di Alam Tavatimsa ( Surga tingkat 2 ), lalu membagikannya kepada semua hadirin disini. "
Buddha menolak memberi ijin kepadanya.
Selanjutnya Bhikkuni Upalavana [9] juga minta ijin dan ditolak.
Akhirnya Bhikku Maha Moggalana [10] bangkit berdiri dan berkata : " Yang Mulia, mohon ijin biar
saya saja yang menunjukkan kesaktian. "
Buddha : " Moggalana, Kamu mau memperagakan apa ?"
" Saya akan menyusutkan gunung Meru ( BUKAN Semeru ) menjadi seukuran biji sesawi,
menyelipkannya di celah gigi, lalu saya kunyah di hadapan penonton. " ( setelah pertunjukkan
usai gunungnya tentu dikembalikan lagi, guna menghindari tuntutan di kemudian hari oleh para
aktivis lingkungan hidup ).
Buddha : " Setelah itu apa lagi yang mau Kamu tunjukkan? "
Moggalana : " Bumi akan saya gulung seperti kain kecil yang tipis, lalu saya simpan diantara jari
tangan."
Buddha : " Setelah itu apa lagi yang mau Kamu tunjukkan? "
Moggalana : " Saya akan membalikkan tanah, lalu memberi makan para penonton dengan zat
subur yang ada di balik permukaan tanah. "
Buddha : " Setelah itu apa lagi yang mau Kamu tunjukkan? "
Moggalana : " Bumi ini akan saya letakkan di telapak tangan kiri saya, dan manusia saya taruh
di sisi yang tidak tersentuh tangan."
Buddha : " Setelah itu apa lagi yang mau Kamu tunjukkan? "
Moggalana : " Saya akan menaruh bumi ini di atas gunung Meru, lalu mengangkatnya dengan
satu tangan dan berjalan di ruang angkasa seperti seseorang memegang payung. "