Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 68


Kehidupan Buddha di Hutan Parileya


Setelah meninggalkan para Bhikku yang bertikai di Kosambi, Buddha berjalan ke suatu daerah
yang bernama Parileya. Beliau memasuki sebuah hutan dan duduk di sebuah pohon sal.


Ketika sedang duduk, Beliau berpikir : " Sebelumnya, Aku diganggu oleh para Bhikku di Kosambi,
para pembuat pertikaian. Saat itu Aku tidak tinggal dengan nyaman. Tapi sekarang Aku sendirian,
jauh dari mereka yang suka bertikai, Aku tinggal dengan nyaman. :


Pada waktu itu ada seekor gajah jantan dewasa yang tidak disukai oleh kelompoknya. Lalu gajah
itu berpikir : " Aku tidak disukai oleh gajah yang lain. Aku hanya bisa makan sisa rumput yang
mereka makan, mereka makan dahan yang aku petik, aku minum air yang telah mereka
keruhkan, dan ketika aku menyeberangi sungai, mereka mendorong tubuhku. Bagaimana jika
aku hidup sendirian saja, terpisah dari kawanan gajah ini. "


Maka gajah tersebut memisahkan diri dari kelompoknya, dan pergi ke hutan Parileya. Disana ia
bertemu dengan Buddha. Ia tertarik pada ketenangan Buddha. Ia lalu membungkuk menghormati
Buddha, kemudian membersihkan tempat di sekitar Buddha dengan cara menyapunya pakai
ranting.
Ia berusaha agar rumput tidak tumbuh di sekitarnya.


Setelah itu si gajah berpikir : " Sebelumnya, ketika aku diganggu oleh gajah yang lain, aku tidak
merasa nyaman. Tetapi sekarang aku tinggal sendirian, jauh dari kawanan gajah yang lain, aku
merasa nyaman."


Sang Buddha membaca pikiran gajah itu, lalu Beliau mengucapkan syair berikut :
" Dalam hal ini kedua mahluk kuat memiliki kemiripan.
Orang bijak dan seekor gajah.
Keduanya menyukai kesunyian hutan rimba."


Kemudian gajah Parileya ( ia disebut demikian oleh Buddha ) menemukan kendi yang berukuran
cukup besar, ia lalu mengisinya dengan air dan membuat air panas. ( Bagaimana caranya ?) Ia
membuat api dengan menggosok gosokkan ranting kering. Setelah api kecil muncul, ia menaruh
lebih banyak daun dan ranting kering. Setelah apinya besar, ia menaruh beberapa batu diatas
api, kendi yang berisi air itu ditaruh di atas batu.


Setelah airnya panas, ia menemui Buddha dan memberi hormat. Buddha tahu bahwa ia mau
agar Beliau mandi. Buddha lalu berjalan ke sana dan membersihkan badan Beliau dengan air
hangat yang telah dipersiapkan oleh Parileya.

Free download pdf