Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Makhluk apa pun juga,
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali,
Yang panjang atau besar,
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.


Yang tampak atau tidak tampak,
Yang jauh atau pun dekat,
Yang telah lahir atau yang akan lahir,
Semoga semuanya bahagia.


Jangan menyakiti dan menipu orang lain,
Atau menghina siapa saja,
Walaupun marah dan tidak suka
Janganlah mengharap mahluk lain celaka.


Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan hidupnya,
Untuk melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk,
Dipancarkannya pikiran kasih sayangnya tanpa batas [12].


Kasih sayangnya meliputi seluruh alam semesta,
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas,
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling,
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan [13]


Selagi berdiri, berjalan atau duduk,
Atau berbaring, saat belum tertidur.
Ia tekun mempraktekkan kesadaran-kasih ini,
Inilah pikiran ala Brahma [14].


Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang 'Aku' atau ego) [15]
Dengan Moralitas dan Kebijaksanaan Spiritual yang sempurna,
Hingga bersih dari nafsu indera,
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga. [16] "


Setelah mengajarkan Syair ini, Buddha berkata : " Bhikku, sekarang kembalilah ke hutan itu.
Renungkanlah dan ulangi Syair ini saat tiba di pinggir hutan dan saat di dalam hutan. "


Para Bhikku lalu kembali ke hutan di lereng Himalaya itu dan melakukan apa yang disuruh oleh
Buddha. Kali ini para mahluk halus yang tinggal di hutan tidak lagi mengganggu mereka.


Dalam suasana yang damai itu, para Bhikku bermeditasi dengan objek badan / jasmani mereka
sendiri. Mereka mulai menyadari bahwa jasmani bersifat rapuh, tidak kekal.

Free download pdf