Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 74


Ratu Samawati dan Magandiya.


Setelah mencapai Pencerahan Spiritual tingkat pertama, Ratu Samawati dan 500 dayangnya
ingin sekali bertemu Buddha dan memberi penghormatan. Tapi Raja Udena tidak membolehkan
Ratu Samawati keluar istana ( alasannya tidak disebutkan di kitab ).


Khujutara mengusulkan agar tembok ruangan yang menghadap ke jalan dilubangi, agar ada
celah untuk melihat dan menjulurkan tangan guna memberi hormat ( dengan merangkapkan
kedua telapak tangan ). Usul ini disetujui, lalu dibuatlah ratusan lubang kecil seukuran tangan.
Dengan demikian Ratu Samawati dan para dayangnya bisa melihat Buddha saat Beliau lewat
dan memberi hormat dengan isyarat tangan.


Saat itu Magandiya sudah menjadi istri muda Raja Udena. Ia mengetahui kegiatan Ratu
Samawati beserta dayangnya menghormati Buddha. Karena ia dendam pada Buddha dan tidak
suka pada Ratu Samawati ( karena jadi pengikut Buddha ), ia berusaha menyingkirkan Ratu
dengan segala cara.


Magandiya memfitnah Samawati. Ia melaporkan pada Raja Udena bahwa Samawati berkhianat,
berhubungan dengan orang luar untuk memberontak. Buktinya adalah ratusan lubang di tembok
istana.


Raja Udena lalu menginterogasi Ratu Samawati. Ratu menceritakan apa adanya sehingga Raja
bisa diyakinkan. Urusan ini pun selesai.


Magandiya terus berusaha memfitnah Samawati. Ia bersekongkol dengan pamannya, ia meminta
pamannya membawakan seekor ular yang taringnya sudah dibuang ( sehingga tidak berbahaya).
Lalu Magandiya memasukkan ular itu ke dalam rongga kecapi yang sering dibawa Raja Udena,
setelah itu rongganya ditutup dengan bunga.


Saat waktunya Raja Udena berkunjung ke istana Ratu Samawati, Magandiya pura pura
mencegahnya. Ia berkata bahwa semalam ia bermimpi buruk, ia khawatir akan keselamatan
Raja. Tapi Raja tidak memperdulikannya, dan tetap pergi. Magandiya memaksa ikut dengan
alasan untuk memastikan keselamatan Raja.


Ketika Raja tertidur dengan kecapi di sampingnya, Magandiya mencabut bunga di rongga kecapi
itu. Segera saja ularnya keluar dan melilit di ranjang. Magandiya menjerit sehingga Raja
terbangun, lalu ia berkata bahwa ini adalah perbuatan Ratu Samawati yang berniat membunuh
Raja.


Kali ini Raja Udena percaya, dengan rasa marah ia menyuruh Samawati berkumpul bersama
dengan 500 dayangnya untuk dihukum mati. Sebelum eksekusi dilaksakan, Samawati berkata

Free download pdf