Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 76


Salah Seorang Bharadvaja Menjadi Bhikku


Pengantar :
Bharadvaja adalah nama marga untuk kaum brahmana.
Brahmana adalah alim ulama, atau pendeta, atau rohaniwan. Jadi ada banyak orang yang
bernama Bharadvaja. Seperti nama Ida Bagus di Bali.




( Kisah dimulai )


Suatu ketika, Sang Buddha sedang tinggal di hutan Bambu, di Rajagaha. Saat itu ada seorang
wanita yang bernama Dhananjani. Ia adalah istri dari seorang Brahmana dari marga Bharadvaja
( nama khususnya tidak disebutkan ). Dhananjani adalah pengikut setia Buddha.


Suatu hari Dhananjani membawakan makanan untuk suaminya, lalu ia tersandung. Karena
kaget, secara spontan ia berujar : " Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa.
" [1] sebanyak tiga kali.
( Artinya : " Terpujilah Sang Buddha yang maha suci, yang telah mencapai Pencerahan Sipritual
tertinggi, sepenuhnya atas usaha Beliau sendiri ).


Suaminya tidak suka istrinya memuji Buddha, sebab suaminya beda agama dan fanatik sama
agamanya. Ia lalu berkata pada istrinya : " Kenapa sih sedikit sedikit kamu memuji kaum Petapa
gundul itu? Dasar perempuan sialan. Akan kubuktikan bahwa ajaran gurumu itu salah. "


Istrinya menjawab : " Tidak ada satu mahluk apapun juga, manusia ataupun Dewa, Mara atau
bahkan Brahma, yang dapat membuktikan bahwa Ajaran Buddha itu salah. Jika kamu mau pergi,
pergi saja. Nanti kamu akan tahu sendiri. " [2].


Merasa tertantang, suaminya pergi menemui Buddha. Ia marah tapi ditahan, disimpan dalam
hati. Setelah sampai, ia bertukar salam dan beramah tamah dengan Buddha ( sesuai adat
setempat ). Ia lalu duduk dan bertanya :
" Setelah membunuh apakah orang bisa tidur dengan nyenyak?
Setelah membunuh apakah orang tidak bersedih hati dan menyesal?
Apakah ada satu hal, O Gotama, yang Anda setujui untuk dibunuh? " [3]


Buddha menjawab :
" Setelah membunuh kemarahan, orang bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah membunuh kemarahan, orang tidak bersedih hati dan menyesal.
Pembunuhan kemarahan, O brahmana, dengan akarnya yang beracun, serta ujungnya yang
bermadu [4].
Inilah pembunuhan yang dipuji oleh Orang Mulia.
Karena setelah membunuhnya, orang tidak lagi mengalami penderitaan di hati. "

Free download pdf