Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Brahmana Bharadvaja lalu berkata : " Sungguh menakjubkan, Yang Mulia Gotama. Bagaikan
menunjukkan jalan pada orang yang tersesat, atau bagaikan menyalakan penerangan dalam
kegelapan. Demikian pula kebenaran telah dijelaskan oleh Yang Mulia Gotama dengan berbagai
cara. Saya menyatakan diri berlindung pada Yang Mulia Gotama, Dhamma dan Sangha. Saya
ingin meninggalkan keduniawian dan menjadi murid Yang Mulia Gotama. "


Kemudian Bharadvaja ditahbiskan sebagai Bhikku.
Setelah menjadi Bhikku, Bharadvaja rajin berlatih meditasi, bersemangat dan bertekad kuat
dalam menjalani hidup pertapaan. Dalam waktu yang singkat, Ia mencapai kesempurnaan
tertinggi dalam kehidupan suci. Yang untuk tujuan inilah, para pria yang berasal dari keluarga
baik baik rela meninggalkan kehidupan keduniawian, dan menjalani hidup pertapaan.
Ia mengetahui bahwa siklus hidup - matinya telah terputus, tujuan menjalani kehidupan suci telah
tercapai. Apa yang harus dikerjakan sudah selesai dikerjakan ( mission acomplished ).
Bharadvaja menjadi salah satu Arahat.




Catatan :


[1] " Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa " adalah salah satu Syair khas
agama Buddha. Terkadang Syair ini diucapkan untuk memulai suatu kegiatan. Sama seperti : "
Bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi " dalam agama Islam.


[2] Dhananjani sudah mencapai Pencerahan Spiritual tingkat pertama saat itu, sehingga Ia
meyakini sepenuhnya Ajaran Buddha. Sedangkan suaminya sangat menentang Buddha.


[3] Bharadvaja berniat untuk memberikan pertanyaan jebakan / dilema. Kalau Buddha menjawab
menyetujui pembunuhan mahluk hidup tertentu, maka Bharadvaja akan mencelanya, sebab
Petapa sejati tidak akan membunuh apapun alasannya. Kalau seandainya Buddha tidak
menyetujui pembunuhan apapun, maka Bharadvaja akan mencelanya dengan berkata : " Kalau
begitu Anda tidak menginginkan pembunuhan nafsu dan kebencian? ".
Dengan demikian Bharadvaja menemukan kesalahan Ajaran Buddha.


Buddha bisa membaca pikiran Bharadvaja yang sedang marah, walaupun tidak ditunjukkan,
menggunakan kata kemarahan sebagai objek pembunuhan, akibatnya Bharadvaja merasa
tergetar dan tersadarkan.


[4] Kemarahan ujungnya disebut bermadu, sebab menipu, seolah olah jika melampiaskan
kemarahan terasa nikmat. Akarnya disebut beracun, sebab pada akhirnya akan menyakiti pikiran


dan menimbulkan kerugian sesudahnya.

Free download pdf