Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 77


Samanera Sopaka


Ada seorang anak yatim miskin bernama Sopaka, ia berumur tujuh tahun. Ibunya lalu menikah
lagi. Ayah tirinya tidak menyukainya dan sering bersikap kasar padanya.


Suatu hari, ayah tiri Sopaka mengajak Sopaka jalan jalan. Sopaka yang lugu itupun menurut
saja. Ternyata Sopaka diajak pergi ke tempat peletakan mayat [1]. Ayah tiri Sopaka lalu mengikat
tangan dan kaki Sopaka disana, setelah itu ditinggal. Sopaka hanya bisa menangis.


Saat hari mulai gelap, suara lolongan serigala mulai terdengar. Sopaka makin ketakutan.
Kemudian ia melihat seorang pria yang berwajah mulia, tampan dan bersinar terang. Rupanya
Sang Buddha datang menolongnya. Buddha berkata : " Sopaka, jangan takut, Saya akan
menolongmu. "
Kemudian tali yang mengikat Sopaka menjadi kendur dan terlepas sendiri. Saat Sopaka berdiri
ia sudah berada di halaman Vihara Jetavana.


Kemudian Buddha menciptakan air hangat lalu memandikan Sopaka, setelah itu dipakaikan
jubah Samanera. Lalu Buddha menciptakan makanan untuknya.


Ibu Sopaka bingung mencari Sopaka yang tidak pulang sejak siang. Ia menangis sepanjang
malam. Keesokan paginya ia menghadap Buddha untuk menanyakan dimana anaknya [2].
Buddha lalu memanggil Sopaka yang kini sudah menjadi Samanera. Ibu Sopaka merasa sangat
senang bisa bertemu lagi dengan Sopaka.




Catatan :


[1] Tempat peletakan mayat juga ada di Indonesia, di Bali. Mayat tidak dikubur, melainkan
dibiarkan saja berada di permukaan tanah.


[2] Terkadang ada orang yang bertanya pada Buddha tentang masalah yang bersifat gaib.


Sopaka mencapai Pencerahan Spiritual tertinggi saat berusia tujuh atau delapan tahun, tidak


lama setelah kisah ini terjadi.

Free download pdf