Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 79


Buddha vs Jin Alavaka


( Jin adalah mahluk halus mirip manusia. Kalau di Jawa disebut genderuwo. Tingginya setiang
listrik. Badannya gempal, berbulu lebat dan bermata merah. Sifatnya sejelek badannya. )


Suatu hari Raja Alavi sedang berburu, kemudian ada hewan buruannya yg lepas dari ikatan.
Sesuai adat, Raja sendiri yg harus mengejarnya.


Raja ( sendirian tanpa ditemani oleh pengawalnya ) mengejar sampai beberapa kilometer
jauhnya. Setelah buruannya tertangkap, Raja membunuh dan memotongnya. Lalu dibawa
pulang.


Saat pulang, di tengah jalan Raja duduk beristirahat di bawah pohon beringin. Pohon ini ditinggali
oleh satu jin yg bernama Alavaka. Jin Alavaka telah mendapatkan izin dari Dewa Vesavana untuk
bisa memangsa siapa saja yg berada di bawah pohonnya.
( Dewa Vesavana adalah salah satu dari empat Raja Dewa yg menguasai alam Catumaharajika,
surga tingkat pertama )


Raja ditangkap oleh jin Alavaka. Raja memohon agar dilepaskan, sebagai tebusannya Raja
menawarkan korban manusia lain untuk menggantikannya. Raja menjanjikan kalau korban
pengganti ini akan diberikan secara rutin. Jin Alavaka setuju dengan syarat kalau sampai Raja
mengingkari janji, maka Jin Alavaka akan datang sendiri ke istana untuk memakan Raja.


Setelah sampai di istana, Raja merundingkan masalah ini dengan walikota dan menterinya.
Menterinya bertanya sampai kapan atau berapa kali korban pengganti akan dikirim, Raja
menjawab bahwa masalah itu tidak dibahas. Gawat, itu berarti korban harus dikirim secara rutin
terus menerus.


Akhirnya mereka sepakat untuk mengirimkan para narapidana sebagai korban pengganti. Para
napi ini diberitahu kalau mereka bisa dibebaskan asalkan mereka pergi ke pohon beringin yg
ditunjuk. ( Tentu saja mereka tidak diberitahu tujuan sebenarnya. )


Setelah para napi habis dikirim, penjara sudah kosong, kemudian Raja memerintahkan agar
setiap anak kecil dikirimkan sebagai korban pengganti.
( tidak jelas disebutkan, apakah korban dikirim setiap hari, atau setiap minggu, tapi yg jelas setiap
kali kirim satu orang korban saja.)


Lama kelamaan, penduduk yg punya anak kecil banyak yg pindah karena takut menjadi korban.
Kejadian ini berlangsung selama dua belas tahun lamanya. Akhirnya tidak ada anak kecil lagi di
kerajaan itu selain putra Raja sendiri yg masih bayi.

Free download pdf