DestinAsian

(Chris Devlin) #1
99

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016 MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


pimpin oleh Kapten Bambang, penyuluhan kese-
lamatan diperagakan oleh Pak Indra, mesin di-
kontrol oleh Pak Imam. Maladewa rasa Nusantara.
Menjelang senja, usai lima jam dikocok ombak,
Explorer tiba di pemberhentian pertamanya: Atol
Rasdhoo. Penumpang berkumpul di buritan, lalu
berpindah ke dhoni untuk kemudian menyelam.
Penyelaman pertama cukup menguji stamina.
Awalnya kami disambut oleh beberapa ekor belut
moray dan ratusan ikan. Beberapa menit kemu-
dian, arus berembus deras dari dasar laut, me-
maksa kami berpegangan pada karang dengan
posisi kepala di bawah
dan kedua kaki mela-
yang-layang seperti be-
nang tertiup angin. Me-
lelahkan, tapi inilah mo-
men terbaik untuk meli-
hat predator laut. Sekitar
lima ekor hiu berpatroli
di sekitar kami. Dua di
antaranya lebih panjang
dari tubuh saya.
“Maladewa nyaman
untuk menyelam. Laut-
nya terawat,” jelas Will,
saat saya melepas lelah
dengan menyeruput se-
gelas Saint-Thibeaud di
dek. Meski sudah sepuh,
Will hobi melaut dan
memancing. Dia bahkan
pernah mengikuti ekspe-
disi National Geographic
dari Seychelles ke Sri
Lanka. “Penyelam di sini
juga tidak terlalu banyak,
jadi bisa leluasa menik-
mati pemandangan.”
Dari Atol Rasdhoo,
Explorer melompat dari
satu pulau ke pulau lain.
Acap kali kapal meni-
kung tajam guna meng-
hindari pulau-pulau pa-
sir. Maladewa disusun
oleh 1.200 pulau dengan
hanya 200 di antaranya yang berpenghuni. Pulau-
pulau inilah yang berkelompok dalam formasi yang
disebut atol—satuan geografis yang kira-kira setara
dengan provinsi di Indonesia. Uniknya, pulau-pulau
di satu atol kadang tidak sepenuhnya terpisah.
Suatu kali saya melihat empat pulau yang saling
terkoneksi oleh lidah pasir sepanjang ratusan me-
ter. “Para bujang kadang melintasi ‘jembatan pasir’
itu untuk menjangkau pulau lain dan mencari pa-
car,” jelas Areef, pria kelahiran Atol Ari.
Berhari-hari di lautan, saya kian menyadari Ma-
ladewa sesungguhnya konsep negara yang sulit di-

pahami. Di sini tidak ada sungai, tidak ada sawah,
tidak ada gunung. Puncak tertingginya hanya men-
julang 2,4 meter. Kecuali pasukan pengaman pre-
siden, semua serdadunya berstatus angkatan laut.
Saya seperti membayangkan Kepulauan Seribu se-
bagai negara yang berdaulat.
Tapi ini “Kepulauan Seribu” yang terpelihara.
Mayoritas pulaunya steril dari sampah. Lautnya
sehat. Salah satu atolnya sudah dinobatkan sebagai
UNESCO Biosphere Reserve. Berlibur di negeri ini,
turis juga diwajibkan membayar pajak konservasi
bernama “green tax” sebesar $6 per hari.
Dibandingkan Raja
Ampat dan Wakatobi, ka-
rang di sini kalah megah,
tapi populasi satwa laut-
nya cukup mencengang-
kan. Dari tujuh kali me-
nyelam, pada enam di
antaranya saya berjumpa
kawanan hiu—pemang-
sa yang menjadi salah
satu tolok ukur kualitas
ekosistem laut. “Negeri
ini diuntungkan oleh po-
sisi geografisnya,” jelas
Ben, marine biologist yang
dibawa Explorer sebagai
sumber informasi ilmiah
bagi penumpang. “Mala-
dewa berjarak jauh dari
banyak negara lain. Ter-
lalu mahal untuk di-
hampiri pemburu hiu.”
Berkat alam yang les-
tari itulah roda pariwi-
sata berputar. Lebih dari
separuh devisa negeri ini
mengalir dari kocek turis.
Siapa sangka, Maladewa,
kepulauan penghasil ke-
lapa dan ikan, merupa-
kan negara makmur de-
ngan pendapatan per ka-
pita $13.300, melampaui
Indonesia dan Filipina.
Di atas Explorer, me-
nyelam adalah aktivitas utama. Sepertinya tiada
hari tanpa memanggul tangki, mengisap selang,
menyelinap di antara ikan dan karang. Tapi kapal
ini tidak didesain bagi penyelam ambisius yang
mengejar target dive log. Explorer juga mengajak
penumpangnya memancing, mendayung kayak, ser-
ta piknik di pulau kosong di mana kami dijamu
begitu banyak makanan hingga sulit berjalan.
Satu kegiatan yang juga menarik adalah kun-
jungan ke desa—trip yang sulit dilakoni jika kita
hanya menginap di resor. Sabtu sore, kapal melego
jangkar di pelataran Pulau Dhigurah, kemudian

Pulau Pelesir
Demo memasak
di pulau Dhigurah.
Kiri: Kelly tandio-
no, juri Asia’s next
top Model, di pu-
lau Meerufenfushi
dengan latar Four
seasons explorer.
Atasan jaring-
jaring dari biasa,
bikini dari Auria
di shoppe33.
com, sandal dari
jasmine elizabeth.
Free download pdf