DestinAsian

(Chris Devlin) #1

102


DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016 MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


“Warga Maladewa peminum kopi atau teh?”
tanya saya kepada Waseem, pria India yang sudah
delapan tahun bekerja di negara ini. Bagi saya,
preferensi minuman bisa menjelaskan watak suatu
bangsa, menerangkan tabiatnya, termasuk sejarah
garis perdagangannya.
“Bukan keduanya,” jawab Waseem. “Mereka
peminum Red Bull.”
Negara macam apa yang hobi menenggak Red
Bull? “Jika ingin melihat wajah asli Maladewa, per-
gilah ke Male,” saran Waseem. Male, di kota inilah
saya menghabiskan hari
terakhir di Maladewa.
Karena bandara ber-
ada di pulau yang terpi-
sah dari ibu kota dan tu-
ris umumnya langsung
digiring ke resor, Male
pun menjadi kota yang
sering diabaikan. Sejati-
nya, ia memang bukan
kota wisata, terutama ji-
ka kita menerjemahkan
wisata sebagai serangkai-
an objek yang harus di-
lahap sejak pagi hingga
malam. Male cuma me-
miliki museum, masjid
tua, dan taman kota. Di
luar itu, tak banyak yang
bisa dinikmati.
Kecuali jika Anda su-
di menggali lebih dalam.
Male adalah kota
kaya warna yang selalu
berada dalam tarik-me-
narik antara tertib dan
kaos. Lazimnya ibu kota
negara berkembang, Ma-
le merangkap sebagai pu-
sat politik dan ekonomi.
Dari sekitar 400.000 po-
pulasi Maladewa, lebih
dari sepertiganya bermu-
kim di sini. Beban yang
berat tentunya bagi se-
buah kota yang tuntas dikelilingi dengan berjalan
kaki sejauh empat kilometer.
Kota ini cukup resik. Tidak ada aroma busuk.
Sesuai standar Maladewa, semua got melintang di
bawah tanah. Namun kota ini juga semrawut. Se-
peda motor dan mobil berebut tempat di jalan cu-
pet. Secara umum, orang Maladewa senantiasa
terlihat santai, tipikal warga kepulauan. Tapi, saat
berada di kendaraan, mereka selalu terlihat tergesa-
gesa. Itu sebabnya menyeberang jalan di sini me-
nuntut sedikit rasa nekat.
Male jugalah neon yang menggoda laron. Me-
reka yang ingin menapaki karier di profesi-profesi


tanah tetirah
salah satu sudut
Male, ibu Kota
Maladewa, tempat
sepertiga warga
negeri ini mene-
tap. Kanan: pantai
di resor Four
seasons Kuda
Huraa. Atasan
wrap dari biasa,
celana potongan
lebar dan sandal
dari Michael
Michael Kors.

urban—bankir, arsitek, dosen—berkerumun di sini.
Mereka yang ingin memiliki gelar sarjana, menaiki
taksi, menonton sepak bola, berkencan di bioskop,
mencicipi piza atau hamburger, juga datang ke sini.
“Itu sebabnya tanah kelewat mahal. Apartemen dua
kamar tidur, tanpa mebel, bertarif $900 per bulan,”
gerutu pemandu saya, Shaaman, pria asli Male.
Kota ini memiliki dua rumah sakit, satu univer-
sitas, tiga bioskop, 32 masjid, puluhan apartemen.
Di Maladewa, kecuali masjid, semua itu hanya bisa
ditemukan di Male. Pendidikan dan kesehatan gra-
tis, tapi kebutuhan lain-
nya melambung. Sepeda
motor bebek Honda di-
banderol $3.500. Rokok
$2,8 per bungkus. Makan
di restoran kelas me-
nengah menghabiskan
$60, tanpa bir atau wine,
karena alkohol diharam-
kan di seantero kota.
Belum lama, sejum-
lah media Barat menyo-
roti kebangkitan sayap
konservatif di Maladewa,
negara yang hanya meng-
akui Islam sebagai agama
resmi. Tapi ajaran Islam
sesungguhnya dipraktik-
kan cukup longgar di sini.
Di Male, Jumat libur dan
hari kerja dimulai di
Ahad. Pasangan tanpa
surat nikah dilarang ber-
malam di hotel. Mayori-
tas toko tutup pada wak-
tu salat dan kehidupan
malam tidak eksis sebab
semua tempat wajib tu-
tup pada pukul 22.
Kendati begitu, Face-
book halal. Situs porno
tidak diblokir. Cara re-
maja berpacaran, bisik
pemandu saya, tidak ber-
beda dari kota-kota lain.
Di Male juga ada lebih banyak wanita tanpa jilbab
dibandingkan pulau-pulau lain. Dan jika Anda me-
lihat banyak pria berjenggot lebat, itu tak selama-
nya merupakan simbol kesalehan. “Tidak ada hu-
bungannya dengan sunah Rasul,” kata Shaaman
yang juga berjenggot. “Saya hanya malas bercukur.”
“Jadi, Shaaman, kamu juga penggemar Red
Bull?” tanya saya.
Dia tertawa sinis, seperti merasa direndahkan,
lalu menjawab: “Saya penikmat kopi. Kopi Italia.”
Dan dia ngopi sembari mengudap kapur sirih.

Foto-Foto lAin Di ArtiKel ini bisA DiliHAt Di DestinAsiAn.co.iD
Free download pdf