DestinAsian

(Chris Devlin) #1

116


DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016 MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


legenda tua
Dari foto paling
atas: borgo schirò,
desa yang di-
bangun di zaman
kekuasaan rezim
fasis, kemudian
terbengkalai sejak
2000; puing altar
di kota hantu
toiano yang kini
ditinggali hanya
oleh satu keluarga.

“The wind blows round” adalah pe-
patah bangsa Occitan yang bermakna, “semua yang
telah pergi pasti kembali.” Pepatah itu pula yang
dipilih oleh sutradara Italia Giorgio Diritti sebagai
judul filmnya yang mengisahkan perjuangan sege-
lintir kaum lansia di sebuah desa pegunungan yang
terus kehilangan warganya.
Fenomena pahit dalam film itu sebenarnya ber-
langsung di banyak tempat di Italia. Di banyak desa
yang bertengger di lereng curam dan kota kecil
yang bersarang di bukit terpencil, populasi manu-
sia terus menyusut hingga akhirnya ludes. Realitas
serupa melanda sentra-sentra peternakan di sepan-
jang Lembah Po dan pulau-pulau di Gugusan Vene-
sia. Pergerakan manusia telah menciptakan tanah-
tanah yang telantar. Sebuah “abandonation.”
Menggunakan Google Earth, sekitar 1.500 desa
telantar berhasil dipetakan. Desa-desa ini tadinya su-
kar dilacak bahkan memakai sistem navigasi satelit
tercanggih sekalipun. Proyek pemetaan mereka—
disebut “Operasi Rumah Hantu”—bergulir selama
tujuh tahun. Hasilnya adalah sebuah gambaran
dampak dramatis urbanisasi dan migrasi di Italia.
Operasi Rumah Hantu juga menginventarisasi
1,26 juta rumah. Mayoritas berbentuk rumah peta-
ni atau pondokan yang berkerumun di kota-kota
historis yang kini tak lagi bertuan. Data itu mem-
perlihatkan betapa banyak desa telah raib, bersalin
rupa menjadi hutan, tanpa menyisakan pelang, ga-
pura, atau markah apa pun di atas peta. Mereka se-
akan musnah ditelan zaman. Desa-desa tersebut
mungkin pernah diguncang gempa atau diterjang
banjir, barangkali tenggelam akibat pembangunan
Free download pdf