Ahmadiyyah sejak duduk di bangku SMP. Saat itu ada
seorang temanku yang dia dan keluarganya ikut aliran ini.
Juga ada guruku yang kabarnya juga sebagai pengikut
Ahmadiyyah.
Saat dalam perjalanan ke pasaraya di atas bemo, aku bertemu
dengan sahabat lamaku ini. Panggilannya Mul. Dia terlihat lebih
dewasa dari usianya.
“Hai Mul. Kok ada di sini? Kuliah di mana?” Begitu duduk,
kuserbu dia dengan pertanyaan.
“Aku pulang jenguk teman di rumah sakit,” jawabnya.
Oh ya, aku dengan kau kuliah di kedokteran. Selamat ya. Aku
bangga lho. Ada temanku yang bisa masuk kedokteran.
Syukur-syukur nanti jika sakit bisa berobat
gratis”,.lanjutnya dengan seuntai senyum.
“Ah kamu bisa saja. Kuliah juga baru mulai. Entah kapan
jadi dokternya,” jawabku.
Selama di atas bemo, kami berbagi cerita. Mul
menyampaikan bahwa dia juga mau kuliah. Namun mungkin
waktunya belum saat ini. Sekarang dia tinggal di Sawahan
bersama teman-temannya dan aktif di masjid Al Mubarak.
Mul mengajakku mampir ke masjid Al Mubarak di
Sawahan. Karena teman yang sudah lama tidak bertemu, tanpa
rasa curiga kuikuti langkahnya masuk halaman masjid.
Sembari berjalan memasuki areal masjid dia cerita banyak