agama Islam. Selama ini aku hanya mendengar ceramah di
masjid. Ceramah monolog, satu arah. Tema yang disajikan
lebih banyak tentang hukum halal atau haramnya sesuatu,
boleh atau tidaknya sesuatu dilakukan. Jarang ada diskusi
antara penyaji dan pendengar. Kalaupun disediakan waktu
untuk tanya jawab, waktunya sangat terbatas. “Sekarang aku
ingin melihat dan mengikuti diskusi duha. Ingin tahu
ustaznya siapa dan bagaimana caranya menyajikan materi
ceramah.”
Maklum aku anak kampung. Walau SMA-nya di kota,
namun kampungku jauh dari kota. Aku Tinggal di Padang juga
baru beberapa minggu. Belum banyak yang kukenal tentang
kota Padang. Seingatku kota Padang merupakan ibu kota
Provinsi Sumatera Barat. Tapi bagaimana kehidupan di sini
belum banyak aku tahu.
Aku hanya kenal Jati - daerah di mana aku tinggal dan
kuliah - dan Pasar Raya tempat belanja harian, serta terminal bus
Lintas Andalas tempat naik turun bus antar kota.
Alhamdulillah, aku pernah ke Air Tawar ikut pendaftaran di IKIP
Padang saat ujian masuk Perintis IV. Jadi sekarang ke Air Tawar
aku sudah tidak ragu lagi bis mana yang akan ditumpangi.
Pertama kali menetap di Padang aku tinggal di kompleks
perumnas Lapai. Di sana aku tinggal bersama Ujang, sepupuku.
Kakaknya membeli rumah perumnas. Walau hanya tipe 36 tapi
bagi kami sudah cukup karena penghuninya tidak banyak.