“Di sini ada balai-balai untuk tidur, Con.”
Kedengaran suara Edli
“Di mana?” Aku berbalik mencari suara Edli.
Ternyata Edli ada di ruangan di sebelah kanan mihrab.
Di sana terdapat balai-balai yang dialas dengan tikar dan
sebuah bantal. Sepertinya balai-balai ini digunakan untuk
istirahat.
“Barangkali tukangnya istirahat disini Ed,” Ucapku. “Mungkin
juga ya.” Edli ikut membenarkan
pikiranku.
“Ruangan ini bisa kita gunakan untuk gharim, Ed.” “Siapa
yang mau jadi gharim di sini?” Tanya Edli “Mana tau ada
teman yang mau berkorban untuk
membersihkan musala,” jelasku.
“Iya juga ya. Barangkali teman-teman yang tempat
kosnya jauh, enakan di sini. Dekat kampus, dekat pustaka
dan di mushalla” Edli berguman.
“Kamu mau gak?” Aku pancing Edli. “Akumausaja, Con.
Cumaaku kanharus membantu
ibu di rumah. Kalau aku di sini, bagaimana aku bisa
membantunya.” Edli mengemukakan alasan.
“Kau gimana?”
“Tempat kosku kan dekat. Hanya batas tembok