Strategi pemasaran penerapan pada rumah makan ramah muslim

(sarmento) #1

12 Penerapan pada Rumah Makan Ramah Muslim


(1995); Mittal & Lasser, (1998) kepuasan konsumen bukan
jaminan konsumen untuk selalu loyal, walaupun pelaku pasar
dan para ilmuan menyadari hubungan antara kepuasan dan
loyalitas bersifat asimetris. Sehingga pelaku industri (rumah
makan halal) disarankan untuk fokus pada konsumen loyal yang
telah ada sebab mereka sudah mengenal produk dan layanan
Fraering dan Minor (2013).
Kajian yang fokus pada perilaku konsumsi makanan
sehat dapat dijadikan strategi untuk menciptakan loyalitas
konsumen pada rumah makan yang menampilkan logo halal.
Selaras pendapat (S. Jacobs et al., 2010) yang menyatakan bahwa
salah satu faktor dari berbagai faktor yang bisa mempengaruhi
loyalitas konsumen adalah produk sehat. Persepsi sehat menjadi
penentu dalam memilih asupan makanan Pinto et al (2020)
begitupun kesegaran dan kesehatan produk menjadi faktor
pendorong memilih produk makanan (H. J. Kim et al., 2013a).
Nilai kesehatan terdapat pada produk makanan pemicu minat
konsumen mengkonsumsi (Chamhuri & Batt, 2013a). Konsumen
mengkonsumsi produk makanan karena mengandung nilai
kesehatan (Kang et al., 2015). Lebih lanjut (Jun et al., 2014)
mengemukakan niat perilaku konsumen terhadap item menu
yang sehat dipengaruhi oleh nilai kesehatan, sikap terhadap
kesehatan dan rasa. Tetapi berbeda dengan Osman et al., (2014);
Raghunathan et al., (2006) perilaku konsumsi makanan sehat
tidak dapat menjadi faktor mempengaruhi loyalitas konsumen.
Sebab menurut Bech-Larsen (2003) terdapat berbagai faktor
mempengaruhi persepsi kesehatan makanan, seperti tanggal
produksi, pengemasan dan penggunaan bahan tambahan, jenis
dan pengolahan bahan baku, asal dan cara pengawetan. Makna
makanan sehat diwujudkan dalam mempertimbangkan pilihan
makanan sebagai sarana utama mencapai hidup sehat
Lepkowska dan Chang (2017). Secara umum setifikasi halal
menjadi standar bagi konsumen Billah et al (2020), sebab

Free download pdf