62 Penerapan pada Rumah Makan Ramah Muslim
atau jasa. Menurut Rangkuti, (2002) kepuasan konsumen sebagai
respon konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat
kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya
setelah pemakaian.
Dalam literatur Mcquitty et al., (2000); R. P. Morgan,
(2000) kepuasan konsumen telah dianggap sebagai salah satu
konstruksi paling penting, sedangkan menurut Erevelles &
Leavitt, (1992) kepuasan salah satu tujuan utama dalam
pemasaran. Jika perusahaan memuaskan konsumen mereka,
sebagai hasilnya, perusahaan dapat memperoleh banyak
manfaat dari konsumen yang puas seperti loyalitas, mengurangi
sensitivitas konsumen tentang harga, menurunkan biaya untuk
menciptakan konsumen baru, mengurangi biaya operasional
dengan meningkatkan konsumen dan membangun reputasi
perusahaan yang positif.
Jadi, kepuasan konsumen adalah komponen penting dari
strategi bisnis serta retensi konsumen dan pembelian kembali
produk. Untuk memaksimalkan kepuasan konsumen,
perusahaan harus menjual ide dan metode setelah selesai
dengan semua dokumen yang diperlukan. Sebagai contoh,
konsumen akan membeli produk makanan setelah melihat lebih
dekat seperti bagaimana proses pembuatannya, apa modelnya,
berapa unsur gizinya, dan apakah ada jaminan halal atau tidak.
Karena itu, mereka tidak merasa kecewa setelah membeli. Jika
tidak, perusahaan hanya menggunakan metode jual konsumen
mungkin berharap bahwa produk makanan persis sama dengan
apa yang mereka lihat dalam gambar dan kemudian perusahaan
mungkin menerima keluhan jika ada yang salah. Kepuasan
konsumen adalah barometer yang memprediksi perilaku
konsumen di masa depan Hill et al., (2007).