Riwayat Hidup Buddha Jilid 2

(Teddy Teguh) #1

Bagian 53


Visakha (2)


Pada suatu hari di Saketa sedang berlangsung perayaan kebudayaan tertentu. Semua orang yg
tinggal di Saketa pergi ke sungai untuk menghadiri perayaan. Visakha yg saat itu berumur 16
tahun juga ikut. Ia ditemani oleh 500 gadis pengiring yg berumur sebaya.


Tiba tiba turun hujan lebat. Ke 500 gadis pengiring Visakha pada berlarian mencari tempat untuk
berteduh. Hanya Visakha yg berjalan anggun menuju ke sebuah bangsal. Sampai di bangsal itu
Visakha sudah basah kuyup.


Di bangsal itu juga sedang berteduh beberapa pria.
Para pria ini tertegun melihat sikap Visakha. Lalu mereka bertanya pada Visakha : " Nona,
kenapa kamu tadi tidak lari saja? Sekarang kamu basah kuyup. "


Visakha menjawab :
" Kalau saya lari saat hujan, saya bisa terpeleset dan jatuh. Kalau saya sampai cacad
bagaimana? Gadis yg belum menikah sepertiku ibarat barang dagangan yang tidak boleh
sampai cacad. "


Visakha menambahkan :
" Ada empat jenis mahluk yg tidak boleh berlari di depan umum, melainkan harus berjalan dengan
anggun. Siapa sajakah mereka?
Pertama, Raja dengan pakaian kebesarannya.
Kedua, Gajah Kerajaan dengan pernak perniknya.
Ketiga, para Petapa / Orang yang telah meninggalkan keduniawian.
Keempat, wanita yang bermartabat. "


Para pria ini terkesan pada kecantikan, sikap dan kecerdasan Visakha. Kebetulan mereka
sedang mencari jodoh untuk Tuan Muda mereka, seorang anak saudagar yang kaya raya di kota
Savathi.
Nama saudagarnya adalah Migara, anaknya bernama Punnavadhana. [1]


Mereka lalu menemui ayah Visakha untuk melamar Visakha. Lamaran ini diterima oleh orangtua
Visakha ( padahal kedua calon mempelai belum pernah bertemu sebelumnya. Mungkin karena
pengaruh harta dan tahta. Selain kaya raya, Migara punya hubungan dekat dengan Raja
Pasenadi, penguasa disana. )


Setelah lamaran diterima, Migara dan keluarganya datang menjemput Visakha. Mereka
didampingi oleh Raja Pasenadi. Setelah tiba, rombongan ini dijamu oleh keluarga Visakha

Free download pdf