diperkecil. Sehingga tulisannya tidak mengambil ruang
besar di tabloid Al Kahfi.
Judulnya “Dilema Calon Kaum Intelektual”. Tulisan
yang menyorot kehidupan mahasiswa yang hanya
berkutat untuk kuliah. Padahal mereka nanti akan
menjadi panutan dan pemberi solusi untuk masalah
kehidupan masyarakat.
Bagaimana mereka akan paham dengan masalah,
sementara mereka tidak pernah terlatih untuk memahami
dan memecahkan masalah yang ada. Setiap hari hanya
bergumul dengan teori yang jauh dari realita.
Aku bagi tulisanku menjadi dua bagian. Bagian
pertama untuk ditempatkan di ruang opini di halaman
depan dengan judul agak besar. Bagian kedua ditempatkan
di halaman ke empat sebagai sambungan tulisan.
Kami pilihkan judul yang menarik untuk headline
dan tulisan utama. Sedangkan tulisan pelengkap kami
tempatkan di bagian dalam tabloid. Agar menarik
pembaca, tulisan utama kami ambil dari tulisan buya
atau ustaz yang sudah dikenal masyarakat Kota Padang.
“Hai. Ini roti canenya kami bawakan biar lebih
semangat.” Terdengar suara Ed dari kamar sebelah.
“ Ya. Kami juga dari tadi menunggunya.”
Masril menjawab panggilan Ed.
El bangkit dari duduknya. Aku pun ikut bangkit