bersemangat. “Sayuran hijau, wortel dan tempe bisa jadi
pilihan yang murah dan meriah untuk sumber asupan
gizi.”
Irwan hanya tersenyum.
“Ikan dan telor juga banyak di sekitar kita yang akan jadi
sumber asupan gizi. Apalagi sayur dan buah- buahan juga
banyak tersedia. Jadi makanan bergizi itu tidak selalu yang
mahal,” ujarku percaya diri.
“Apalagi anak-anak lebih butuh zat gizi dibandingkan
orang dewasa. Bagi anak-anak zat gizi dibutuhkan untuk
tumbuh dan kembang. Sementara orang dewasa baginya
zat gizi hanya untuk rehabilitasi selnya yang sudah rusak.”
Irwan tetap tersenyum dengan penuh arti, lalu
mengucapkan terimakasih atas masukan yang aku
berikan.
Aku tidak tahu apa yang berkecamuk dalam
pikirannya. Dia juga tidak bertanya bagaimana
sebaiknya dan apa yang harus dilakukan agar gizi
anaknnya baik. Mungkin juga dia sudah mengerti dengan
penjelasanku dan paham dengan apa yang akan dia
laksanakan. Atau mungkin juga dalam pikirannya dia
bertanya, “Kok orang yang menerangkan tentang gizi
badannya tidak lebih baik dari anak yang kurang gizi?”
Badanku memang kurus. Berat badanku termasuk KKP
satu, sedikit di bawah berat badan normal. Aku sudah