Putri Padang Panjang dan ada juga yang hanya dikalungkan
kayak selendang wanita di perkampungan minang. Namun
ada jenis lain yang sepertinya model baru di kalangan
mahasiswi. Belakangan aku tahu namanya jilbab. Masjid
penuh dengan mereka yang haus ilmu.
Narasumber menyajikan ceramah berbeda dengan yang
selama ini kusaksikan. Di sini bahasanya ilmiah. Tidak ada
lelucon yang memancing tawa. Setiap ucapan narasumber
punya makna yang dalam. Audiennya pun terlihat serius.
Bahkan ada yang mencatat butir-butir ceramah yang mereka
anggap penting. Sekilas mereka terlihat seperti mengikuti
kuliah di kampus. Selesai materi ceramah disajikan, dibuka
waktu tanya jawab. Setiap audien punya kesempatan untuk
bertanya. Setiap pertanyaan dijawab dengan baik oleh
narasumber.
Aku duduk mendengarkan dengan baik setiap
butiran kata yang disampaikan narasumber. Alhamdulillah,
dengan mengikuti diskusi ini ilmu keagamaanku bertambah.
Semua jawaban yang kudapat jelas sumber dan dalilnya. Kalau
selama ini aku beribadah karena taklik belaka. Sekarang
sedikit demi sedikita aku mulai memahami setiap apa yang
selama ini aku lakukan.
“Kita tidak boleh taklik,” ujar salah seorang penceramah
di waktu yang lain. “Alquran mengingatkan kita bahwa setiap
yang kita dengar, setiap yang kita lihat dan setiap apa