MERETAS JALAN

(Elfizon AmirtXDQAt) #1
panas semakin terasa.

Di depan Laboratorium Patologi Anatomi baru
ditemukan pohon pelindung. Namun pepohonan yang ada di
sepanjang halaman labor Patologi Anatomi, Farmakologi
dan pustaka tidak membuat kami terlindung dari terik


matahari.

Dari depan pustaka terlihat musala tidak terawat.
Musala kampus belum punya nama dan belum ada kegiatan
civitas akademika di sana. Rumput tinggi menghiasi
halamannya. Halaman musala yang tidak ditumbuhi rumput
hanya tinggal berupa jalan setapak. Itu pun sudah mepet ke


dinding.

Aku layangkan pandangan ke timur. Di kejauhan
terlihat tembok pembatas pekarangan kampus setinggi dua
meter. Dari pagar pembatas sampai ke musala, semuanya
ditumbuhi ilalang. Di utara musala ada lapangan basket.
Namun sama halnya dengan keadaan di timur musala.


Antara lapangan basket dan musala ditumbuhi ilalang liar.

Dinding dan konsen jendela terlihat kusam belum dicat.

Dinding masih plasteran kasar. Kaca jendela tidak ada.

Pandangan dapat langsung masuk ke dalam tanpa ada yang


membatasi.

“Ed. Tengok di dalam. Ada kambing tidur.” Di dalam musala

aku melihat ada 2 ekor kambing sedang istirahat. “Mana?” Edli

mencoba mencari dengan matanya
Free download pdf