MERETAS JALAN

(Elfizon AmirtXDQAt) #1

kenyataan di atas dapatlah diambil kesimpulan sebagai
berikut: Tidak adanya perkataan ateis dan ateisme di dalam
Alquran membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu


tidak bertuhan.

Faham ateisme adalah omong kosong, tidak logis, dan
tidak masuk ‘akal. Menurut logika Alquran: setiap orang
mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah bertuhan satu
(monoteis) atau bertuhan banyak (politeis = berluhan lebih
dari satu). Oleh karena itu, perkataan “ilah” di dalam
Alquran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad:
ilaahun), ganda (muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama’:
aalihatun). Bertuhan nol atau ateisme tidak mungkin. Untuk
dapat mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita
buat definisi “tuhan” atau “ilah” yang tepat, berdasarkan


logika Alquran sebagai berikut :

“Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia


merelakan dirinyadikuasai(didominir) olehnya (sesuatu itu).”

Perkataan “dipentingkan” hendaklah diartikan secara
luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu


yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan definisi al ilah
Free download pdf