mempergunakan perkataan “mulhid” untuk “ateis”, dan
“ilhad” untuk ateisme, namun kalau kita selidiki di dalam
Alquran perkataan “mulhid dan ilhad” artinya sangat jauh
dari “ateis dan ateisme”. Perkataan “ilhad” berasal dari kata
“lahada” yang artinya “menggali lobang atau terjerumus ke
dalam lobang galian”.
Ingat, dalam bahasa Indonesia pun kita mengenal “liang
lahad”, yang berasal dari kata Arab “lahada” ini. “Mulhid”
dalam Alquran artinya kira-kira “orang yang terjerumus di
dalam kesesatan”, jadi tidak ada hubungannya dengan arti
harfiah dari atheis.
Kenyataan kedua ialah, perkataan “ilah”, yang selalu
diterjemahkan “Tuhan”. Di dalam Alquran dipakai untuk
menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau
dipentingkan manusia. Misalnya, di dalam ayat Q. 45:23 dan
Q.25:43.”Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia
mengilahkan keinginan-keinginan pribadi mereka?” Dalam
ayat Q. 28:38, perkataan “ilah” dipakai olch Fir’aun untuk dirinya
sendiri “Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar, aku tidak
menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain diriku’.”
Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata perkataan
“ilah” bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak
(nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun
atau raja, atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Dari dua