STRATEGI PEMASARAN 89
makna unik yang memiliki perbedaan dengan produk dari
setiap pesaing, 5) asal muasal kemampuan bersaing, terpenting
melalui proteksi hukum, kesetian konsumen, lahirnya citra dari
benak konsumen, dan 6) sumber keuntungan keuangan yang
berhubungan pendapatan masa depan.
B. Konsep Cinta Merek
Telah banyak penulis memberikan sumbangsih pemikiran
tentang konseptualisasi cinta merek, jika dikaitkan urgensi cinta
konsumen terhadap branding. Carroll & Ahuvia, (2006)
memberikan pengertian cinta merek sebagai derajat hubungan
emosional yang penuh gairah yang ada pada diri seorang
konsumen yang memiliki kepuasan untuk nama dagang
tertentu. Albert & Merunka, (2013) cinta merek adalah derajat
hubungan emosional dan hasrat yang terdapat pada diri seorang
konsumen yang berkenaan dengan merek tertentu yang
melibatkan kecendurngan untuk berpikir, merasakan dan
berprilaku dengan cara tertentu terhadap merek tersebut.
Kemudian Hwang & Kandampully, (2006) menyatakan cinta
merek merupakan pengalaman emosional yang energik baik
dari segi ikatan interpersonal dan ikatan antar konsumen dan
merek. Selain itu, Fournier, (1998) menyatakan bahwa identitas
dan ekspresi yang sangat pribadi seorang konsumen dapat
terungkap melalui merek. Kerangka acuan buku cinta dalam
pemasaran menggunakan pendekatan penerapan teori cinta
interpersolan yang berkaitan kondisi konsumen. Karena cinta
merek dalam berbagai studi dinyatakan sebagai instrumen yang
dapat meningkatkan loyalitas Carroll & Ahuvia, (2006).
Batra et al., (2012) menyatakan bahwa cinta merek
merupakan hal yang tidak bisa dibandingkan secara langsung
dengan cinta interpersonal, hal ini didasarkan pada argumen
bahwa terdapat jenis interpersonal yang tidak bisa digunakan
dalam menganalisa cinta merek seperti romantis, penyayang