STRATEGI PEMASARAN 79
individu atau organisasi. Sebab perilaku yang dimiliki setiap
individu atau kelompok tidak terjadi dengan sendirinya namun
merupakan akibat dari berbagai stimulus atau ransangan
berkaitan dengan individu atau kelompok. Perilaku makan
menurut Michael J, (2008) merupakan perlakuan seseorang
dalam menilai makanan yang dibentuk oleh persepsi dan
pengetahuan. Adapun argumen yang dikemukanan
Notoatmodjo, (2007) bahwa perilaku makan merupakan respon
seseorang tentang makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku makan merupakan sebuah tindakan
pembentukan ikatan manusia dengan makanan Benarroch et al.,
(2011). Sehingga manusia yang telah menyantap makanan
berdasarkan kesenangan pribadinya akan memberikan perasaan
bahagia dan senang.
Elsner, (2002) berpandangan bahwa perilaku makan
merupakan sebuah tindakan, pikiran, dan niat untuk
mengkonsumsi sesuatu dalam bentuk padat dan cair. Artinya
manusia sebelum memakan suatu produk terlebih dahulu
diawali niat untuk mengkonsumsi makanan. Selanjutnya
perilaku makan menurut Grimm & Steinle, (2011) merupakan
tindakan kompleks dari berbagai faktor seperti psikologi,
fisiologi, sosial dan genetik yang berdampak pada waktu makan,
kualitas asupan makanan serta pilihan makanan. Penentuan
terhadap pilihan suatu makanan tidak terbentuk dengan
sendirinya namun terjadi berdasarkan penentuan individu.
Penulis menganalisa perilaku makan dengan
menggunakan teori psychosomatic, externality , dan restraint yang
jelaskan Strien et al., (1986). Perilaku makan berlebihan terjadi
pada individu akibat pemberian respon pada emosi negatif
dalam teori psychosomatic. Menurut Schachter et al., (1968) dalam
teori externality individu makan ketika tidak merasa lapar atau
kenyang melainkan karena respon yang berkaitan dengan
stimulus dari makanan. Adapun teori restraint menurut Herman