STRATEGI PEMASARAN 83
(2011) mencoba menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan konsumen di restoran universitas di Portugal. Mereka
menunjukkan bahwa menu, kualitas makanan, harga, waktu
tunggu, staf, kualitas kebersihan dan lingkungan internal dan
eksternal merupakan faktor penting dalam merangsang
kepuasan pelanggan.
Verbeke, (2006) peningkatan pemahaman tentang
pentingnyan makanan sehat. Walaupun, rasa tetap menjadi
perhatian utama bagi konsumen. Raghunathan et al., (2006)
menyatakan kesehatan dan rasa memiliki kesesuai negatif, yang
membentuk pandangan konsumen bahwa tidak ada jaminan
makanan sehat lebih enak dibandingkan makanan tidak sehat.
Menurut Chandon & Wansink, (2007), bila konsumen merasa
restoran berkomitmen menjaga kesehatan, maka permintaan
konsumen untuk mengkunsumsi makanan dengan porsi yang
lebih banyak dibandingakan konsumen berpandangan restoran
tidak berkomitmen menjaga kesehatan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Grunert & Juhl,
(1995); Tregear et al., (1994) bahwa dorongan konsumen
melakukan transaksi pembelian berkenaan dengan wawasan
kesehatan, lingkungan, kenyamanan, masalah mutu dan
kebiasaan pembelian makanan, serta keunikan produk seperti
rasa, harga, kesegaran dan nilai gizi. Pemikiran tentang
makanan alami yang memberikan konstribusi pengebangan
kesehatan yang dinyatakan sebagai “fungsional tradisional”
dalam buku Niva, (2007). Kleef et al., (2005) mengemukakan
perilaku konsumen yang memiliki keinginan lebih fokus pada
makanan fungsional, yang menyampaikan nilai kesehatan suatu
produk yang berkaitan memori kesehatan.
Menurut Povey et al., (1998) konsumen mengidentifikasi
bahwa sayuran, buah-buahan dan makanan dengan kompisisi
kalori rendah merupakan jenis makanan yang memiliki nilai
kesehatan. Carels et al., (2006) gagasan, seperti diet seimbang