STRATEGI PEMASARAN 13
berkaitan jaminan kebersihan dan keamanan produk, Awan et
al, (2015). Oleh sebab itu, konsumen memiliki keyakinan bahwa
produk bersertifikasi halal mengandung nilai kemanan,
kebersihan Azam et al (2019).
Sertifikasi halal yang tercantum pada suatu produk
merupakan tautan dalam ingatan konsumen (desain merek),
sehingga pencantuman logo halal merefleksikan persepsi
konsumen tentang kualitas produk, aman dan sehat Ali (2018).
Konsep cinta merek terbentuk dari teori cinta interpersonal yang
meliputi asosiasi merek, emosi positif evaluasi yang
menguntungkan dan implementasi cinta Mody dan Hanks
(2020), diikuti dengan niat rekomendasi dan loyalitas Carroll
dan Ahuvia (2006).
Cinta merek merupakan hasil khusus dari hubungan
panjang dengan perusahaan sebagai lawan dari transaksional
yang dihubungkan dengan indentitas individu Bagozzi (2017).
Karena cinta merek dapat ditentukan secara signifikan oleh
pengalaman merek. Sikap positif dan rasa suka terhadap produk
makanan merupakan gambaran pengalaman emosional yang
terbentuk dari ikatan interpersonal sebagai tanda lahirnya cinta
pada suatu merek (Albert & Merunka, 2013). Cinta merek
memiliki pengaruh signifikan terhadap kepercayaan dan
loyalitas, Khan A, (2020); Langner et al., (2016); dan Bergkvist
dan Bech-Larsen (2010); Carrol dan Ahuvia, (2006); Batra et al.,
(2012). Joshi R, (2022) Cinta merek berposisi sebagai penentu
loyalitas dan WOM. Lebih dalam Aaker, (2014) menganalisa
loyalitas merek menjadi inti untuk semua nilai merek, sebab jika
inti telah didapatkan, maka loyalitas akan langgeng. Namun
Drennan et al., (2015) beragumen bahwa cinta merek ditemukan
tidak memiliki pengaruh terhadap loyalitas. Berdasarkan teori
yang ada, maka penulis menjadikan cinta merek sebagai salah
satu faktor dari berbagai faktor yang mempengaruhi loyalitas
konsumen.